Puluhan Ribuan Muslim 'Hidupkan' Masjid Terbesar UEA

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu

Kamis 26 Jul 2012 15:14 WIB

Masjid Agung Shaikh Zayed. Foto: www.khaleejtimes.com Masjid Agung Shaikh Zayed.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Suasana sepi jalan-jalan Abu Dhabi, Uni Emirates Arab (UEA) bertolakbelakang dengan situasi Masjid Agung Shaikh Zayed. Cahaya benderang bersumber dari masjid seluas lima lapangan sepak bola ini. Puluhan ribu jamaah memantapkan langkah kaki untuk melaksanakan Shalat Tarawih.

Ramadhan lalu, masjid ini dibuka hingga malam hari guna memberikan kesempatan kepada para jamaah untuk melaksanakan pengajian, shalat Tahajud dan lainnya. "Sejak dibuka 2007 silam, masjid ini tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya. Tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islam," papar Direktur Masjid Agung Shaikh Zayed, Yousif Alobaidli, seperti dikutip khalejtimes.com, Kamis (26/7).

Menurut Yousif, selama Ramadhan seluruh ruangan masjid penuh sesak. Bahkan halaman masjid juga dipenuhi para jamaah yang tidak kebagian tempat untuk beribadah. Ketika tiba waktu shalat, suara menggema ke seluruh bangunan. "Jamaah seolah berada di dalam Masjidil Haram," kata dia.

Untuk Ramadhan kali ini, Masjid Agung terbuka untuk umum setiap hari sejak pukul 9.00 sampai 24.00 waktu setempat. Area parkir sendiri telah diperluas sehingga mampu menampung empat ribu kendaraan. Jika penuh, pengelola masjid menyediakan parkir tambahan di Zayed Sports dengan kapasitas 2.500 kendaraan. Dari tempat ini, pengelola telah menyiapkan layanan antar jemput gratis.

"Kami juga menyediakan bis umum menuju masjid tanpa dikenakan biaya," kata dia.

Setiap hari, masjid menyiapkan makanan berbuka puasa pada 12 tenda besar berkapasitas 1.500 orang. Beberapa tenda didedikasikan khusus untuk pengunjung perempuan. Guna menampung jamaah yang tidak kebagian tempat untuk shalat, pengelola menyiapkan karpet dan sistem pendingin guna memberikan kenyamanan kepada para jamaah.

Masjid Agung Shaikh Zayed pertama kali dibuka untuk umum pada 2007, setelah sebelas tahun konstruksi. Masjid berkapasitas 40 ribu jamaah ini merupakan ide Shaikh Zayed bin Sultan Al Nahyan. Setelah kematiannya pada Ramadhan 2004, masjid berkomitmen untuk menghormati Shaikh Zayed melalui kegiatan yang mencerminkan kemurahan hati pemimpin dan selalu melibatkan masyarakat.