REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keselamatan anak adalah segalanya bagi orang tua kapan pun dan di mana pun juga. Tidak terkecuali keselamatan mereka pada saat mudik Hari Raya Idul Fitri 1433 H yang kian menghitung hari.
Delapan hari menjelang Lebaran Idul Fitri, masyarakat urban Jakarta berbondong-bondong pulang kampung ke daerah asalnya. Fenomena yang ada adalah hampir semua keperluan rumah tangga pun ikut dibawa.
Tidak jarang berkardus-kardus perlengkapan ditenteng dengan segala cara agar dapat terangkut ke kampung halaman. Sering kali anak ikut menjadi korban karena diminta membawa barang atau bersaing dengan barang untuk 'digendong' oleh orang tuanya.
Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA) yang terdiri dari Kementrian Sosial (Kemensos), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), SOS CV, MPS PP Muhammadiyah, DCM, GNI, dan LSM anak lainnya dibentuk untuk mengingatkan para orang tua.
"Keamanan, kenyamanan dan keselamatan anak adalah hal yang utama yang harus dipikirkan oleh masing-masing orang tua ketika mudik," ujar Kepada Satgas PA, M Ihsan, kepada ROL, Sabtu (11/8).
Kalau pun harus memakai motor, kata Ihsan, Polri mengimbau agar tidak berpenumpang lebih dari satu orang. Selain itu, pemudik yang menggunakan motor disarankan melakukan check point di setiap posko kepolisian dan perhubungan darat. "Pemudik disarankan tidak terburu-buru dan lebih mengutamakan keselamatan," ujarnya.
Di Posko yang disediakan akan memfasilitasi pemudik dengan layanan kesehatan yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Satgas PA pun terus mengkampanyekan mudik aman untuk anak. "Kebanyakan orang tua tidak sadar akan kenyamanan dan keselamatan anak mereka selama perjalanan," ungkapnya.
Satgas PA pun telah berkoordinasi dengan penyedia posko di sepanjang jalur mudik untuk menyediakan fasilitas untuk anak-anak. "Kegiatan anak di posko-posko harus diaktifkan, dan kami pun siapkan tim pendongeng untuk menghibur anak-anak yang ikut mudik," kata Ihsan.
Menurut dia, anak yang ikut mudik harus dijaga dengan baik dan selalu diperhatikan kebutuhannya oleh orang tua. "Banyak kasus tahun lalu, orang tua yang kehilangan anaknya di perjalanan karena meninggal atau kecelakaan," ungkapnya.