REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memasuki H-9 Idul Fitri, penumpang kereta api (KA) dari Kertapati (Palembang) ke Tanjungkarang (Lampung) dan sebaliknya, mengeluhkan masih adanya para pedagang dan pengamen di dalam kereta bisnis dan ekonomi.
Para penumpang KA Limeks Sriwijaya (kelas bisnis) dan KA Rajabasa Ekspres (ekonomi), Jumat (10/8), mengaku risih dan terganggu dengan banyaknya pengamen yang merajalela bergiliran mendatangi penumpang.
Menurut Yudi, warga Hanura, pengamen dan pedagang bermunculan setelah petugas KA memeriksa tiket penumpang beberapa menit saat kereta berangkat.
Ia mengatakan di Stasiun Kertapati, Palembang, justru para pengamen dan pedagang eceran sudah beraksi sebelum kereta berangkat. "Pengamen ini bergantian dari gerbong ke gerbong, kami takut kalau tidak beri uang, mereka sepertinya memaksa," kata bapak dua anak ini, yang berangkat ke Lampung dari Palembang.
Kehadiran pengamen dan pedagang yang tidak resmi di kereta sangat mengganggu kenyamanan penupang yang telah membeli tiket resmi dengan harga mahal. Saldi, warga Tanjungkarang Barat, mengungkapkan bebasnya pedagang yang hilir mudik di gerbong kereta, membuat penumpang khawatir dengan aksi copet dan rampas tas saat penumpang tertidur malam hari.
"Kami penumpang tidak dapat membedakan lagi ciri pedagang, pengamen, dan pencopet. Jadi, kami selalu waspada setiap waktu," ujarnya.