REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hingga H+2 Lebaran, tercatat 2.773 kecelakaan lalu lintas selama arus mudik lebaran 2011. Sejumlah kecelakaan lalu lintas ini mengakibatkan 433 korban meninggal dunia.
Ketua Harian Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Hotma Simanjuntak, mengatakan, tingkat kecelakaan lalu lintas hingga H+2 cenderung meningkat. Namun, untuk penyebab meningkatnya kecelakaan ini ia belum mengetahui secara pasti.
"Data ini akan jadi bahan evaluasi," katanya saat ditemui di Posko Angkutan Lebaran Terpadu di Kemenhub, Kamis (1/9).
Selain 433 korban meninggal dunia, sejumlah kecelakaan selama arus mudik pun mengakibatkan ribuan orang terluka. Berdasarkan data di Posko Terpadu, tercatat 729 korban mengalami luka berat. Sementara 1864 orang menderita luka ringan.
Sejauh ini, Hotma mengatakan, belum bisa memastikan jenis kendaraan apa yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan. Namun, berdasarkan data tahun lalu, katanya, sekitar 70 persen kecelakaan didominasi oleh kendaraan roda dua. "Untuk tahun ini masih kita olah," kata dia.
Data yang masuk ke posko, kata Hotma, masih merupakan data seadanya yang harus diolah kembali. Sehingga, kata dia, bisa menunjukkan jenis kendaraan apa yang mendominasi kecelakaan, beserta penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas untuk tahun ini. "Belum bisa kita sampaikan saat ini," katanya.
Memang, menurut Hotma, pada tahun lalu kecelakaan didominasi oleh kendaraan roda dua. Karena, ia katakan, kendaraan ini masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat ketika mudik lebaran. Termasuk, menurutnya, pada tahun ini.
Berdasarkan data prediksi di posko, diperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan motor pada tahun ini sekitar 2,47 juta. Perkiraan data ini menunjukkan peningkatan sekitar 7,42 persen dibandingkan tahun lalu.
Kendaraan roda dua, menurut Hotma, memang rentan terlibat dalam kecelakaan. Karena, ia katakan, motor tidak ditujukan untuk perjalanan dengan rute yang jauh. Terlebih, katanya, ketika mudik lebaran ini banyak pengendara motor yang membawa muatan berlebih. Baik dari segi penumpang, maupun barang bawaan.
Hotma mengatakan, imbauan sudah dilakukan agar masyarakat tidak menggunakan motor untuk mudik. Bahkan, katanya, petugas kepolisian sudah melakukan imbauan yang sama. Polisi melakukan penindakan bagi pengendara motor yang membawa penumpang lebih dari satu dan barang bawaan berlebihan.
Pada tahun ini, menurut Hotma, telah dilakukan upaya untuk menekan angka pemudik yang menggunakan motor. Diantaranya, kata dia, dengan mengajak serta perusahaan atau instansi mengadakan mudik bersama. Menurutnya, mudik bersama ini setidaknya bisa mengurangi sekitar 5 persen pemudik sepeda motor.
Selain itu, Hotma mengatakan, posko-posko pemantauan disiapkan di titik-titik yang dilalui para pemudik. Baik ketika arus mudik maupaun arus balik. Salah satu tujuannya, kata dia, posko dapat digunakan para pemudik untuk beristirahat ketika dalam perjalanan. "Kecelakaan bisa terjadi kerena kelelahan," katanya.
Untuk ke depannya, menurut Hotma, akan dicari cara agar dapat menekan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga, katanya, kendaraan roda dua ini tidak menjadi andalan angkutan untuk mudik lebaran. Meskipun, kata dia, pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor terus meningkat. "Nanti kita evaluasi," katanya.