Asyik... Polisi Juga Ikutan Jaga di Tempat Masinis

Rep: C08/ Red: Djibril Muhammad

Ahad 28 Aug 2011 17:14 WIB

Sejumlah pemudik yang menggunakan Kereta Api (KA) Matar Remaja jurusan Jakarta - Malang terlihat duduk di gerbong toilet saat di Stasiun Senen Jakarta Ahad (21/8). Di Stasiun Senen suasana arus mudik mulai terlihat. Foto: Republika/Imam Budi Utomo Sejumlah pemudik yang menggunakan Kereta Api (KA) Matar Remaja jurusan Jakarta - Malang terlihat duduk di gerbong toilet saat di Stasiun Senen Jakarta Ahad (21/8). Di Stasiun Senen suasana arus mudik mulai terlihat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan lebih meningkatkan pengamanan operasional kereta. Ini dilakukan terkait insiden pembajakan KA Gajayana jurusan Malang-Jakarta pada Sabtu (27/8).

Senior Manager Security PT KAI Ahmad Sujadi, mengatakan, akan dilakukan penambahan petugas kepolisian yang menjaga kereta dalam perjalanan. Terutama, katanya, penambahan petugas pengamanan untuk bagian lokomotif. "Sebelumnya kan tidak ada," katanya saat dihubungi, Ahad (28/8).

Menurut Ahmad, untuk angkutan lebaran ini, sekitar 310 personel Brimob disiapkan untuk mengamankan kereta di Daerah Operasional I Jakarat. Ia mengatakan, polisi menempatkan dua orang personelnya pada satu rangkaian kereta.

Namun, kata dia, penjagaan tidak ada di bagian lokomotif. Karena itu, menurutnya, akan dilakukan penambahan petugas untuk menjaga tempat keberadaan masinis itu. Penjagaan di lokomotif ini, kata Ahmad, untuk lebih memberikan perlindungan pada masinis.

Mengingat kejadian pembajakan Sabtu (27/8), pelaku masuk ke ruang lokomotif dan lalu menodongkan senjata tajam pada masinis.

Untuk itu, ia katakan, perlunya penambahan personel pengamanan di kereta. Pengamanan, menurutnya, dilakukan dari stasiun pemberangkatan hingga stasiun tujuan.

Selain melakukan pengawalan di kereta, Ahmad mengatakan, pemeriksaan dan kontrol akan lebih ditingkatkan di stasiun. Baik saat sebelum pemberangkatan atau pun ketika kereta datang ke stasiun.

Selain personel kepolisian, ia katakan, telah dikerahkan juga personel Polisi Khusus Kereta Api (Polsus KA) dan satpam. "Gabungan pengamananan dari internal dan eksternal," katanya.

Mengenai insiden pembajakan kemarin, Ahmad sama sekali tidak menduganya. Terlebih penumpang gelap itu masuk ke bagian lokomotif. Padahal, kata dia, selama enam bulan ini masinis sudah mulai menolak penumpang untuk naik di lokomotif. Berkaca dari kejadian ini, menurutnya, pengamanan perlu dilakukan di bagian lokomotif.

Untuk pengamanan ini, Mabes Polri siap menurunkan sekitar 500 personel kepolisian lengkap dengan senjata api. Menurut Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sujarno, pengamanan kereta ini menyangkut antarwilayah. Sehingga, katanya, pengaturannya langsung di Mabes Polri. "Dilakukan terpusat," katanya.

Menurut Sujarno, pengamanan kereta akan lebih dioptimalkan. Pengamanan ini, kata dia, akan dilakukan baik sebelum pemberangkatan, dalam perjalanan maupun saat kedatangan kereta. Ia mengatakan, sebelum pemberangkatan dilakukan sterilisasi kereta.

Saat perjalanan, kata Sujarno, kembali dilakukan pemeriksaan dalam kereta. Pemeriksaan ini dilakukan bersamaan petugas dari PT KAI sekaligus untuk pengambilan karcis. "Kontrol juga dilakukan lagi saat kereta datang," ujarnya.

Sujarno mengatakan, pemantauan perlu terus dilakukan untuk perjalan kereta ini. Melihatk ejadian kemarin terjadinya aksi pembajakan pada KA Gajayan jurusan Malang-Jakarta. Pelaku pembajakan diduga menaiki atap kereta dan menerobos masuk ke ruang lokomotif.

Saat perjalanan dari Cirebon menuju Jakarta, pelaku mengancam masinis kereta dengan senjata tajam. Berdasarkan keterangan PT KAI, pelaku memaksa masinis untuk terus menjalankan kereta tanpa berhenti. Aksi pembajakan ini dapat digagalkan setelah anggota

Brimob menyergap pelaku di Stasiun Senen. Pelaku yang merupakan oknum anggota marinir ini kemudian diamankan ke POM AL.