REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG – Di jalur tengah yang menghubungkan Semarang – Yogyakarta, terutama dari Megelang ke Yogyakarta, tidak ada jalur alternatif. Sehingga diperkirkan pada arus mudik dan balik kali ini jalur ini akan sangat padat.
Tidak adanya jalur alternatif di jalur utama sejak dari Magelang tersebut karena sejumlah jembatan yang ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin belum diperbaiki. Sehingga, jembatan Prumpung, di Pabelan merupakan satu-satunya yang menghubungkan wilayah Jawa Tengah dengan DIY.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Hj Ismu Kuswandari S.Sos, mengatakan sebenarnya masih ada jalur alternatif lain yang melewati Borobudur-Kalibawang (Kulonprogo). Tapi karena kondisi jalannya sangat sempit dan berkelok–kelok, kendaraan roda empat tidak dianjurkan melewati jalur tersebut.
‘’Karena sejumlah jembatan yang runtuh diterjang banjir lahar dingin belum juga selesai diperbaiki, sekarang satu-satunya penghubung wilayah Jateng-DIY hanya jembatan Prumpung,’’ katanya menambahkan.
Namun, kendati belum selesai diperbaiki, untuk kendaraan roda dua bisa melalui jalur alternatif yang sebelum runtuh biasa dilalui pemudik, karena sudah ada jembatan darurat. Yaitu di Tlatar, Gondowangi (Sawangan), Bojong Kojor (Mungkid), Menayu, Adikarto dan Srowol (Muntilan). Kendaraan roda dua yang melewati jembatan darurat tersebut kata Ismu, biasanya diminta sumbangan sukarela seribu rupiah.
Sementara itu, sampai Kamis (25/8) sore atau H -5 lebaran, arus lalu lintas di jalur utama Semarang-Magelang-Yogyakarta, meski mengalami peningkatan, namun menurut Ismu masih relatif lancar.’’Arus lalu lintas memang mulai padat, namun masih cukup lancar dan sampai hari ini belum terlihat cukup banyak pemudik sepeda motor,’’ tambah Ismu.
Wilayah Kabupaten Magelang merupakan jalur lintasan kendaraan dari sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Salatiga, Purworejo, dan Purwokerto. Pemkab, katanya membuka posko terpadu di pertigaan Blondo, Kecamatan Mertoyudan dengan petugas yang bersiaga berasal dari sejumlah instansi terkait.
Meski masih relatif lancar, namun di ruas jalan Kota Magelang-Secang, karena jalannya menyempit kendaraan berjalan merayap. Selain jalannya sempit, di Payaman ada pasar tumpah. Sedagkan di pertigaan Secang, sekitar lima kilometer dari Payaman juga acapkali terjadi antrean kendaraan, baik yang dari arah Temanggung, Yogyakarta maupun Semarang. Selain karena di tempat itu ada lampu merah, dari arah Temanggung ada pasar tumpah.
Di Kota Temanggung, sejak sekitar pukul 14.00, juga terjadi kepadatan lalu lintas di sejumlah titik. Diantaranya di Pasar Kliwon, yang merupakan jalur utama kendaraan dari arah Semarang dan Yogyakarta.