Terminal Rajabasa Masih Semrawut, Makelar Bergentayangan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: cr01

Ahad 21 Aug 2011 20:50 WIB

Terminal Rajabasa Bandar Lampung. Foto: matanews.com Terminal Rajabasa Bandar Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Meski siap menghadapi arus mudik Idul Fitri 1432 H, namun penataan sejumlah bus antar kota antar provinsi di Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung, masih semrawut.

Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perhubungan I, Bambang Suhantono, seusai meninjau kesiapan Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu (20/8). "Masih perlu dibenahi penataan bus yang parkir dan keluar masuk terminal," katanya.

Bambang juga mengatakan penataan bus ini sangat penting untuk memudahkan pemudik mencari bus dengan tujuan masing-masing. Ia melihat bus-bus yang ada di terminal masih tidak beraturan sehingga tidak terkontrol posisi bus sesuai dengan tujuan masing-masing.

Selain itu, lanjut dia, arus kendaraan bus yang keluar dan masuk terminal, juga masih perlu dibenahi agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada saat melonjaknya arus mudik mendatang. "Bus yang keluar masuk harus diatur biar lancar," ujarnya.

Dalam kunjungan ini, Wakil Menhub juga meninjau kesiapan gedung baru terminal sebagai pusat penjual tiket dan peron penumpang.

Gedung yang berada di tengah terminal ini akan memudahkan pemudik mengetahui tempat pembelian karcis pada masing-masing bus berbagai tujuan. "Selama ini, kami selalu ditarik-tarik orang untuk naik bus langsung, sangat mengganggu sekali," kata Yudi, pemudik asal Rawajitu, Tulangbawang, tujuan Bekasi.

Ia menuturkan sering terjadi perang mulut dan bentrokan fisik calon penumpang dan makelar bus. "Gimana tidak marah, kalau ditarik-tarik, barang dibawa, dan dipaksa bayar sekian," tuturnya kesal.

Ia berharap polisi terus memantau para makelar bus yang biasa memaksa calon penumpang di dalam terminal terbesar di Lampung ini. Aksi kriminalitas, kata dia, sering terjadi di sela-sela bus, atau setelah di dalam bus. "Mereka minta duit saat di pinggir bus, atau dalam bus dengan paksa."