REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Keimanan seperti banyak disebut, bisa naik dan turun. Bisa sewaktu-waktu sangat rajin ibadah, bisa juga merasakan malas atau bosan melakukannya.
Begitu juga dengan ibadah Ramadhan, terkadang orang sangat rajin di awal dan mulai malas di pertengahan hingga hari-hari akhir Ramadhan. Ada yang mulai meninggalkan tarawih, hingga tilawah Alquran.
Dilansir dari Elbalad, Selasa (12/4/2022), mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jum'ah menganjurkan umat Islam agar bisa membagi waktu dengan baik. Ada waktu yang digunakan untuk ibadah seperti tarawih, tilawah dan lainnya. Juga ada waktu untuk beristirahat atau sekadar mengistirahatkan tubuh.
"Jangan menumpuk amal ibadah pada diri sendiri di sepuluh hari pertama Ramadhan sampai bosan, meski tetap tetap harus puasa, sholat, berdzikir dan membaca Alquran. Tetapi jangan membuat sepanjang waktu seperti ini, artinya jangan begadang dari pagi hingga malam," katanya.
"Ibadah harus sebanyak yang Anda bisa, tetapi Anda harus membagi waktu. Sebagian untuk sholat dan sebagian untuk dzikir, sebagian lagi untuk membaca Alquran dan sebagian untuk rekreasi diri sendiri dengan sesuatu yang bermanfaat yang bukan dosa," tambahnya.
Syekh Ali juga mengutip hadits Nabi SAW yang bersabda, “Dan hendaklah kalian menyembah Allah dengan sesuai kemampuannya, karena Allah tidak bosan sampai Anda bosan.” Menurutnya, Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah bosan dengan hambanya, tetapi seorang hamba itu bosan dengan usaha berlebihan yang tiba-tiba dibebankan pada tubuhnya.
"Oleh karena itu, berulang kali kita dinasihati, begitu memasuki bulan Sya’ban, dianjurkan agar kita melatih diri untuk berpuasa, membaca Alquran dan berdzikir, meskipun dengan bentuk yang sederhana. Agar jika Ramadhan tiba, kita tidak lelah dalam ketaatan," ujarnya.