REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ramadhan yang identik dengan bulan penuh ampunan merupakan momentum yang tepat untuk berlomba-lomba memperbaiki diri. Karenanya, Masjid Ulil Albab UII menggelar Sharing Muslimah: Menjaga Iman dan Imun dengan Takziyatun Nafs.
Spesialis obstetri dan ginekologi, dr Meity Elvina mengatakan, takziyah sendiri merupakan bersuci, sehingga tazkiyatun nafs artinya penyucian jiwa. Sebab, saat ingin menyucikan jiwa caranya tetap harus mengembalikan kepada tuntunan Alquran.
Hal itu sebagaimana Allah berfirman dalam Al Jumu'ah ayat dua. Adapun ayat tersebut menyebutkan Allah SWT mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat kepada mereka dan kemudian menyucikan mereka.
Kemudian, ia mengingatkan, ada lima perkara perusak hati. Pertama banyak bergaul dengan sembarang orang, kedua berlebihan dalam makanan, ketiga banyak tidur yang membuatnya malas mengerjakan perintah Allah, keempat bergantung ke selain Allah.
"Terakhir, senang berangan yang tidak bermanfaat," kata Meity, Selasa (12/4/2022).
Ia juga mengingatkan untuk hati-hati jika terus berbuat maksiat dan dosa, maka hati akan tertutup noda hitam. Jangan sekali-kali kita melakukan perbuatan dosa karena hati kita selain akan menjadi keras juga akan tercoreng noda-noda hitam.
Tentu, lanjut Meity, hati yang tidak tidak akan bisa menerima hidayah atau menerima kebaikan. Karenanya, penting selalu mengingat Allah, menyertainya dalam segala urusan dunia. Jangan sampai cuma berlomba urusan dunia, lupa akhirat.