Maksimalkan Kualitas dan Kuantitas Ibadah Sejak Awal Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 07 Apr 2022 13:00 WIB

Sejumlah umat Islam mengikuti shalat Tarawih di Masjid Darurat posko pengungsian korban awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Lapangan Desa Penanggal, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (6/4/2022). Puluhan penyintas APG Gunung Semeru melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1443 H di posko pengungsian. Foto:

1

Kiai Athian menyarankan agar umat Islam memperbanyak amal ibadah lain di bulan Ramadhan misalnya bersedekah. Ibadah sedekah dilakukan di sepanjang Ramadhan tanpa melihat atau memilih hanya bersedekah di sepuluh hari pertama, kedua atau ketiga Ramadhan. Walaupun memang Rasulullah SAW banyak memberikan aba-aba di dalam hadist dan beliau contohkan langsung untuk lebih meningkatkan lagi amal sholeh di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

"Tapi menurut saya tidak harus di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Mungkin maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan karena terkait malam Lailatul Qadar. Karena Rasulullah SAW memberi aba-aba bahwa kemungkinan besar Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir Ramadhan," jelas Kiai Athian.

Menurutnya, sebenarnya tidak ada jaminan Lailatul Qadar datang di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Bisa saja Lailatul Qadar datang di pertengahan Ramadhan atau bahkan di awal Ramadhan.

"Oleh karena itu, sebaiknya kita sejak Ramadhan hari pertama sampai akhir mengisi Ramadhan dengan amal ibadah sebanyak-banyaknya, ibadah maksimal dari awal sampai akhir Ramadhan tanpa kita harus menunggu sepuluh hari terakhir Ramadhan," ujarnya.

Kiai Athian mengingatkan, jangan sampai mau sedekah, itikaf dan memperbanyak ibadah hanya di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Sementara diri ini tidak tahu apakah umurnya akan sampai ke sepuluh hari terakhir Ramadhan, jadi sebaiknya perbanyak ibadah dari awal Ramadhan.

 

"Kalau Allah memanjangkan umur kita sampai sepuluh hari terakhir, maka perbanyak lagi ibadah kita," ujarnya.