Formuli menceritakan lelucon untuk mencairkan suasana dan membuat ayahnya tertawa. Anak-anaknya, di ruangan lain dengan banyak sepupu mereka, terkadang bermain dan berkelahi.
“Setiap hari, ini seperti Natal,” kata mantan penerjemah di kedutaan AS di Kabul tentang Ramadhan.
Di apartemen barunya di Fort Worth, azan sekarang datang dari aplikasi, bukan masjid. Transisi ini sangat sulit bagi istrinya yang sedang hamil yang masih belajar bahasa Inggris. Namun, ada hal yang menyenangkan di komunitas baru mereka, seperti tetangga Muslim, masjid untuk sholat tarawih, dan pasar makanan halal.
Sementara itu, Khial Mohammad Sultani harus menempuh perjalanan hampir 128 kilometer pulang pergi ke New Mexico dengan taksi untuk pergi membeli dan menyembelih domba untuk Ramadhan. Dilansir Al Arabiya, Rabu (6/4/2022), mantan tentara berusia 37 tahun, istrinya Noor Bibi, dan enam anak mereka berbuka puasa hari kedua dengan potongan daging domba yang direbus dalam saus aromatik di rumahnya di Gardez dengan pohon apel dan delimanya.
Tepat setelah buka puasa, empat anaknya bersiap untuk hari pertama sekolah keesokan paginya. Tiga anak tertua, yaitu laki-laki (11 tahun) dan dua perempuan (9 dan 8 tahun) yang mengenakan jilbab merah, berdoa secara bergantian di atas permadani hijau.
Keluarga Sultani berasal dari pangkalan militer di New Jersey tempat mereka pertama kali mendarat di AS. “Kami Muslim dan sebagian dari keyakinan kami adalah bersyukur kepada Allah atas segalanya,” kata Sultani.
https://english.alaraby.co.uk/news/afghan-evacuees-mark-first-us-ramadan-gratitude-agony