Abdulah Farhan, putra pemilik toko Qatayef tertua di Amman, ingin mengikuti jejak ayahnya dengan mempertahankan produksi hidangan penutup tradisional. “Ayah saya, Abu Ali, membuka toko pada 1960 karena pesanan qatayef, terutama selama Ramadhan, tetapi orang ingin makanan manis itu kapan saja sepanjang tahun karena mereka kadang melewatkannya,” kata Farhan.
“Setelah ayah saya meninggal, kami ingin menjaga warisannya tetap hidup dan memutuskan untuk terus menjalankan bisnis keluarga. Saat ini seluruh keluarga bekerja di toko dan bekerja dengan sangat baik,” katanya.
Dia menambahkan, ada banyak yang percaya qatayef berasal dari Dinasti Fatimiyah, tetapi tidak ada yang yakin. Pedagang kaki lima menjualnya di Palestina, Lebanon, Suriah dan, tentu saja, disini Yordania di masa lalu.
Orang Palestina menggunakan keju Akkawi, keju air asin putih sebagai isian, yang dinamai dari kota Acre. Orang Suriah lebih banyak menggunakan pistachio, sementara orang Yordania lebih menyukai kenari.
“Di Lebanon, qatayef disebut 'Atayef' dan ayah saya memberi tahu saya bahwa dia belajar tentang hidangan penutup ketika dia berada di Lebanon. Ketika dia kembali ke Amman, dia memutuskan membuat qatayef secara eksklusif dan begitulah awalnya. Orang Yordania adalah penggemar berat Qatayef," kata Farhan.
Dia mengaku memiliki pelanggan dari hampir semua tempat. Orang Yordania datang lebih dulu diikuti oleh orang Suriah, lalu orang Mesir dan Filipina dan banyak yang mengirimkannya ke anggota keluarga mereka yang bekerja di Teluk.
"Sungguh, qatayef adalah bagian dari tradisi orang Arab,” katanya.
Sangat mudah untuk bertanya dengan para pecinta qatayef, karena banyak dari mereka yang menunggu dengan sabar dalam antrean untuk mendapatkan makanan manis sebelum kembali ke rumah untuk berbuka puasa. “Ini sama pentingnya dengan air bagi orang yang berpuasa. Mereka harus memiliki satu atau dua potong setelah berbuka puasa. Kesederhanaan dan rasanya tak tertandingi. Meskipun ada banyak pilihan manisan, tidak ada yang bisa mengalahkan qatayef, bahkan kanafeh dengan keju leleh dan mi tipisnya,” ucap Tareq Qaraan, salah satu pembeli.
https://thearabweekly.com/qatayef-unbeatable-ramadan-sweet