Cerita Ramadhan di Asia Selatan

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko

Rabu 06 Apr 2022 04:47 WIB

Pasar Chawkbazar, Bangladesh. Foto:

1

Sementara pertemuan malam yang lebih tenang sedang berlangsung di Afghanistan. Orang-orang masih memperhitungkan krisis kemanusiaan akut setelah penarikan Amerika Serikat (AS) tahun lalu, dan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.

Masakan lokal berbuka puasa yang paling populer adalah Kabuli pulao. Itu hidangan nasi yang ditaburi kunyit dan dicampur dengan buah-buahan kering, terutama kismis hitam.

 Selain itu, ada acar dan jalebis pedas spesial, adonan goreng tepung berkalori tinggi yang direndam dalam sirup gula, juga dinikmati oleh keluarga saat makan malam setelah berbuka puasa. Akan tetapi banyak yang terpaksa menjaga pembelian mereka seminimal mungkin tahun ini, karena kekurangan pangan di negara itu.

"Untuk pertama kalinya saya melihat harga pangan melonjak begitu tinggi di bulan Ramadhan. Orang-orang mengharapkan bahwa di negara Islam harga akan turun selama Ramadhan, tetapi itu tidak terjadi," kata seorang warga Kabul, Shahbuddin.

Adapun Islam merupakan agama terbesar kedua di Asia Selatan setelah Hindu, dan wilayah ini adalah rumah bagi sekitar sepertiga dari penganut agama tersebut. Ramadhan dianggap sebagai bulan suci bagi umat Islam, karena Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad selama bulan itu. Usai bulan Ramadhan maka akan ditutup dengan perayaan Idul Fitri. 

Terpopuler