Bolehkah Berniat Puasa Ramadhan untuk Satu Bulan Sekaligus?

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 05 Apr 2022 00:35 WIB

Seorang anak laki-laki Muslim Pakistan membaca ayat-ayat suci Alquran di sebuah Masjid selama bulan puasa Ramadhan, di Peshawar, Pakistan, 04 April 2022. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa pada malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual selama periode antara matahari terbit dan terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa turunnya ayat pertama dalam Alquran adalah selama 10 malam terakhirnya. Bolehkah Berniat Puasa Ramadhan untuk Satu Bulan Sekaligus? Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB Seorang anak laki-laki Muslim Pakistan membaca ayat-ayat suci Alquran di sebuah Masjid selama bulan puasa Ramadhan, di Peshawar, Pakistan, 04 April 2022. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa pada malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual selama periode antara matahari terbit dan terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa turunnya ayat pertama dalam Alquran adalah selama 10 malam terakhirnya. Bolehkah Berniat Puasa Ramadhan untuk Satu Bulan Sekaligus?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat dalam Islam memiliki kedudukan yang penting. Rasulullah SAW pun bersabda bahwa segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Lantas bagaimana jika niat puasa Ramadhan hanya satu kali untuk satu bulan sekaligus?

Pusat Fatwa Al-Azhar Mesir menjelaskan, niat puasa Ramadhan tidak disyaratkan dengan mengucapkan lafaz niat selama ada niat berpuasa di dalam hatinya. Yang disyaratkan ialah berniat puasa Ramadhan sebelum fajar.

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya." (HR An-Nasa'i)

Mengenai apakah wajib berniat puasa Ramadhan setiap hari, ulama berbeda pendapat. Mayoritas ulama berpendapat niat puasa Ramadhan ini harus dilakukan setiap hari. Sedangkan mazhab Maliki berpandangan niat puasa Ramadhan cukup satu kali untuk satu bulan Ramadhan.

Namun, dalam mazhab Maliki, jika di tengah bulan Ramadhan terdapat hari di mana tidak dilakukan ibadah puasa atau ada puasa yang batal, maka niat tersebut harus diulang.

Mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jum'ah menyampaikan para ulama dari kalangan Hanafi seperti Zufar dan Atha' bahkan tidak mensyaratkan niat khusus puasa Ramadhan karena puasa Ramadhan itu wajib. Menurut mereka, selama seorang Muslim melaksanakan puasa dengan menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkannya maka puasanya sah.

Dalam mazhab Syafi'i, niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari. Niatnya dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar.

Dalam mazhab Syafi'i, orang yang berpuasa juga wajib menentukan jenis puasanya sekalipun puasa itu wajib. Jika seorang Muslim lupa berniat saat malam hari, mazhab Syafi'i berpendapat makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali jika terbersit niat puasa dalam hati.

Mazhab lain berpendapat berbeda. Bila lupa niat puasa Ramadhan maka sahur yang dilakukannya hingga batas waktu sebelum fajar bisa menggantikan niat.

Karena makan sahur termasuk dari kehendak melaksanakan puasa Ramadhan. Namun, jika makan sahur dilakukan sebelum tengah malam, maka ia tidak bisa menggantikan niat.

Sumber: https://www.elbalad.news/5224774