REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di seluruh dunia tahun ini akan kembali menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1443 Hijriyah. Di bulan suci ini, umat Islam diwajibkan oleh Allah melaksanakan ibadah puasa untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Namun, sejak kapan puasa Ramadhan diperintahkan? Sejarawan sepakat puasa Ramadhan atas umat Islam mulai diwajibkan pada bulan Syaban tahun kedua sesudah hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Sejak 10 Syaban pada tahun kedua Hijriyah itulah, Rasulullah SAW mulai menunaikan ibadah puasa Ramadhan sepanjang hidupnya. Setidaknya Rasulullah telah melaksanakan sembilan kali puasa Ramadhan selama hidupnya.
Dalil wajibnya puasa Ramadhan terdapat dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 183-185 dan ayat 187, serta sejumlah hadis sahih riwayat al-Bukhari. Allah SWT befirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah ayat 183).
Namun, sebelum puasa diwajibkan di Bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW juga telah berpuasa di Hari Asyura. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, yang artinya,
“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah SAW pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”
Karena itu, Rasulullah menganjurkan agar umat Islam juga berpuasa Asyura, walaupun tidak diwajibkan. Pada tahun kedua dari Hijrah, pada malam kedua dari Syaban, barulah Allah mewajibkan puasa atas kaum Muslimin melalui firman-Nya.