Mataram Intensifkan Pengawasan Anak Jalanan Saat Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Rabu 30 Mar 2022 18:49 WIB

Ilustrasi pengemis. Mataram Intensifkan Pengawasan Anak Jalanan Saat Ramadhan Foto: Edi Yusuf/Republika Ilustrasi pengemis. Mataram Intensifkan Pengawasan Anak Jalanan Saat Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Sosial Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak jalanan, gelandangan dan pengemis selama bulan Ramadhan agar tidak mengganggu masyarakat.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Baiq Asnayati mengatakan 42 personel satuan tugas (satgas) sosial disiagakan pada sejumlah titik strategis yang biasa menjadi tempat mangkal anak jalanan, gelandangan dan pengemis. 

Baca Juga

"Selain ada yang siaga di titik strategis, satgas sosial juga kita tugaskan melakukan patroli. Biasanya, saat puasa aktivitas anak jalanan, gelandangan dan pengemis meningkat," katanya, Rabu (30/3/2022).

Untuk satgas sosial yang disiagakan itu, katanya, ditempatkan pada titik-titik strategis. Misalnya, di lampu-lampu merah dan pusat-pusat keramaian seperti di pusat perbelanjaan dan taman kota.

Satgas yang ditempatkan di titik-titik strategis bisa langsung mengambil tindakan penertiban ketika menemukan aktivitas anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Begitu juga satgas yang melakukan patroli.

"Anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang ditertibkan, dibawa ke posko atau ke Kantor Dinsos untuk diindentifikasi," katanya.

Apabila anak jalanan, gelandangan dan pengemis tersebut merupakan warga luar kota, maka Dinsos akan berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi NTB, untuk dilakukan pengembalian ke daerah asal.Sedangkan, kalau anak jalanan, gelandangan dan pengemis teridentifikasi warga Kota Mataram maka Dinsos akan melakukan asesmen.

"Asesmen kita lakukan untuk mengetahui alasan mereka beraktivitas di jalanan. Apakah mereka belum terakomodasi dalam berbagai program penanganan kesejahteraan sosial atau alasan lainnya," katanya.

Di sisi lain, ia juga akan melakukan pembinaan untuk mengubah karakter masyarakat agar tidak turun ke jalan. "Untuk mengubah karakter masyarakat kita perlu secara konsisten melakukan penanganan dan pengawasan, tidak cukup dengan kata-kata," katanya menanggapi sering kali pelaku anak jalanan, gelandangan dan pengemis merupakan wajah lama.