REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam diajarkan mencari Lailatul Qadar pada hari-hari ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Suatu malam yang salah satu cirinya disebutkan adalah kondisi tenang hingga fajar datang.
Selain waktu Lailatul Qadar yang menjadi rahasia kapan terjadi, kondisi tenang pada malam ini juga masih menjadi pertanyaan. Apakah malam yang tenang berarti tidak ada hujan? Apakah ketenangan ini berkaitan dengan kondisi langit?
Dosen Ilmu Falak UIN Jakarta Sirril Wafa menjelaskan, pendapat yang menyebut ciri Lailatul Qadar adalah kondisi malam yang tenang merujuk pada surat Alqadr. Dalam ayat ini disebutkan kata "salaam" yang diterjemahkan oleh berbagai pendapat sebagai ketenangan.
Allah SWT berfirman di surat Alqadr ayat lima:
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Arti: "Malam itu (penuh) ketenangan sampai terbit fajar."
Menurutnya, kondisi ketenangan yang dimaksud saat Lailatul Qadar, lebih tepat jika diartikan sebagai ketenangan batin. Jadi bukan kondisi tenang dalam artian kondisi alam.
"Tentunya yang lebih mengena adalah ketenangan secara batin. Adapun ketenangan secara fenomena alam itu kan menyertainya," jelasnya, (11/5).