Candra Nila Murti Dewojati dalam bukunya Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar mengatakan ayat di atas menunjukkan Allah SWT ingin menghentak kesadaran manusia mengenai suatu misteri yang mungkin tidak terkuak dengan sempurna oleh manusia.
Hal itu menunjukkan sesuatu yang hebat dan sulit dijangkau oleh makhluk-Nya, suatu hal yang luar biasa."Namun, akhirnya terjawab lewat Rasulullah SAW, sehingga berapa informasi diperoleh dari beliau secara bertahap tentang malam Lailatul Qadar dan bagaimana cara mendapatkannya," katanya.
Misteri dari suatu ayat yang berupa pertanyaan dari Allah SWT bisa pula dilihat dari kelompok surat lain yang menggunakan "Ma Adraka Ma Yudrika" seperti contoh dalam surat al-Ahzab ayat 63.
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah sesungguhnya pengetahuan tentang hari bangkit itu hanya di sisi Allah. Dan tahukah kamu (Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya."
Ayat di atas, kata Candra, menunjukkan suatu yang tidak diketahui manusia karena sebuah rahasia sampai hari akhir pun tak akan ada yang tahu kapan kiamat akan terjadi. Bahkan juga Rasulullah SAW pun tidak diberitahu kapan terjadi terjadinya hal tersebut.
Namun, untuk Lailatul Qadar mungkin tidak misterius ayat-ayat mengenai kiamat yang benar-benar tak ada manusia maupun nabi yang mengetahuinya. Karena Lailatul Qadar ini bisa dirujuk pada Alquran dan hadits, walau tidak gamblang.
Secara bertahap Rasulullah SAW yang menunjukkan kapan terjadinya, tetapi tak kuasa menunjukkan pastinya karena ini adalah hak Allah SWT. Rasulullah SAW meski sering mendapati Lailatul Qadar beliau memang merahasiakannya.
"Tujuannya agar manusia berlomba-lomba mencarinya," katanya.