Lentera warna-warni penuh cahaya
Perilaku budaya menyalakan lentera berwarna-warni maupun beraksen rumit memiliki konotasi spiritual dari waktu ke waktu. Di Mesir, lentera melambangkan kegembiraan dan persatuan sepanjang bulan Ramadhan.
Tradisi ini dikaitkan dengan Kekhalifahan Fatimiyah, ketika para pejabat militer menyuruh penduduk setempat memegang lilin dalam bingkai kayu. Cara ini dilakukan dengan tujuan menerangi jalur kekhalifahan saat itu, Al-Muʿizz li-Dīn Allah, saat ia tiba di Kairo pada hari pertama Ramadhan.
Di zaman sekarang, anak-anak menemukan kegembiraan dengan berkeliaran di jalanan bersama fanous atau lentera mereka. Di jalanan, mereka akan meminta permen dan hadiah sambil bernyanyi dengan riang.
Lentera Ramadhan ini berevolusi dari kotak kayu sederhana menjadi lentera yang dirancang dengan baik dan rumit, yang sekarang menyala di seluruh Mesir untuk menyebarkan cahaya dan cinta di bulan Ramadhan.