Nyala Lentera Ramadhan Terangi Dunia

Red: Muhammad Subarkah

Sabtu 17 Apr 2021 06:09 WIB

Membeli lantera Ramadhan di Yerusalem. Foto: Google.com Membeli lantera Ramadhan di Yerusalem.

1

Dari Mosul, Irak, penduduk kampung berkumpul di bawah lampu hias yang dipajang seperti saat kita merayakan 17 Agustusan. 

Perang tak berkesudahan membuat mereka nyaris hilang harapan. Entah sampai kapan harus bertahan dalam penderitaan? Nyala lampu Ramadhan sejenak menghapus duka dan menghadirkan kembali ingatan kolektif: kita pernah bahagia.

Dari Kairo, Mesir, fanus atau lentera raksasa dipasang di tengah kota. Sebuah tradisi tua yang berusaha dijaga kelestariannya.    

Tersebutlah pada masa Khalifah Al Muiz Li Dinillah (358 H), penduduk begitu antusias menyambutnya sembari menunggu datangnya malam pertama Ramadhan. 

Dalam kegelapan malam, mereka membawa lentera. Sejak saat itu, Khalifah memerintahkan untuk memasang lentera di jalanan kota sepanjang Ramadhan.

Lentera adalah sumber cahaya. Dalam bahasa Arab, cahaya disebut nur. Begitu pentingnya kata nur hingga diulang sebanyak 43 kali dalam Alqur’an. Bahkan, surah ke-24 diberi nama dengan QS an-Nur.

Begitulah seharusnya seorang Muslim. Keberadaan selalu penting. Menjadi suluh penerang bagi sekitarnya. Menebar kebaikan, membagikan kebahagiaan.

Di bulan Ramadhan ini, mari nyalakan lentera di hati, agar hangatnya menyinari bumi.

 

Terpopuler