REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan 1442 Hijriyah tiba masih dalam suasana dan situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan semuanya tetap menerapkan protokol kesehatan. Umat Islam yang melaksanakan ibadah Ramadhan diharapkan tetap bersabar dengan keadaan pandemi ini.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis menyampaikan Ramadhan adalah bulan paling baik. Ia berharap kebaikan-kebaikan yang dilakukan pahalanya dilipatgandakan.
Ia mengatakan, tentu umat Islam harus sabar menghadapi cobaan ini, karena Ramadhan tiba dalam masa pandemi Covid-19. Sekarang semua orang harus mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19.
"Kita harus menjaga jarak, cuci tangan dan menggunakan masker, agar kita tidak tertular atau menularkan (Covid-19) ke orang lain," kata Kiai Cholil saat diwawancarai Republika.co.id, awal bulan ini.
Ia menyampaikan, Allah mengutamakan Ramadhan dibanding bulan-bulan yang lain. Saat menjalankan ibadah puasa, artinya sedang mematuhi perintah Allah. Dalam pelaksanaannya harus sabar karena sedang menghadapi cobaan dan musibah berupa pendemi Covid-19.
Ia mengatakan, manfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk ibadah. Bahkan dua bulan sebelum Ramadhan, Nabi Muhammad SAW sudah menyiapkan diri untuk menyambut Ramadhan.
Ia menceritakan, Imam Malik menghentikan pengajian rutinnya untuk bersiap menyambut datangnya Ramadhan. Sehingga kegiatannya lebih banyak membaca Alquran, zikir, tahmid, dan itikaf.
"Jadi kita manfaatkan (Ramadhan) untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala, sampai kita mendapat lailatul qadar," ujarnya.
Kiai Cholil juga mengingatkan umat Islam agar mengetahui filosofi puasa. Untuk itu umat Islam diingatkan agar mengurangi konsumsi dan hidup sederhana. Serta meninggalkan yang halal di siang hari demi menjalankan perintah Allah, yakni puasa.
"Jadi biasakan hidup sederhana, meskipun ada makanan kita tidak makan, punya uang jangan foya-foya," ujarnya.
Kiai Cholil juga mengajak menjadikan Ramadhan sebagai momen untuk melatih kejujuran dan tauhid. Karena di bulan Ramadhan, manusia bisa berbohong dengan mengaku berpuasa kepada orang lain padahal tidak berpuasa, tapi Allah Maha Melihat.
Ia menambahkan, jadikan juga Ramadhan sebagai sarana latihan mencapai tujuan yang baik. Untuk mencapai tujuan, terkadang menghadapi hambatan tapi harus tangguh menghadapinya.
"Sebagaimana latihan saat puasa Ramadhan, mugkin ada banyak coban, lemas dan lain-lain, tapi kita harus tangguh dan menyelesaikan ibadah puasa," jelasnya.