Pandangan Ulama Soal Keharusan Minta Maaf Sebelum Ramadhan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 08 Apr 2021 06:13 WIB

Pandangan Ulama Soal Keharusan Minta Maaf Sebelum Ramadhan. Ilustrasi Ramadhan Foto:

1

Menurut ustadz Jeje, yang tercatat dalam kitab-kitab hadits yang bisa dipertanggungjawabkan, redaksinya tidak ada yang seperti itu. Melainkan doa Jibril itu berbunyi, “Merugilah orang yang datang kepadanya bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan berakhir tetapi dosanya tidak diampuni. Rugilah orang yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup tetapi tidak menghantarkan ia masuk sorga, dan rugilah orang yang disebut nama Nabi Muhammad tapi ia tidak bersolawat kepadanya.”

“Jadi konteksnya adalah kerugian orang yang mendapatkan peluang besar dengan keutamaan pahala amal saleh, termasuk bulan Ramadhan ini, tetapi ia sia-siakan tidak beramal,” katanya.

Hal ini menegaskan masih banyak masyarakat yang terpengaruh dengan informasi yang tidak akurat tanpa memvalidasinya terlebih dulu. Menurutnya, masalah meminta maaf tidak terkait dengan ibadah puasa saja, tetapi terkait dengan seluruh ibadah, termasuk sholat, sedekah, zakat, umroh dan haji, semuanya amalan saleh membutuhkan kebersihan diri dari dosa kepada sesama  manusia, terlebih kepada orang tua, atau kepada pasangan dan anak.

Permintaan maaf juga bukan masalah sebatas ucapan lisan. Tetapi pencegahan diri dari berbuat salah dan menzalimi hak orang lain. Menzalimi hak-hak orang lain tidak cukup hanya minta maaf. tetapi mengganti hak orang lain yang dizalimi itu.

 

“Jika manusia banyak amal sholatnya, zakatnya, puasanya, tetapi banyak juga kezalimannya kepada orang lain, maka bisa jadi pahala amal salehnya di akhirat kelak habis dan defisit dipakai menebus dosa dan kezalimannya pada orang lain,” ujarnya.

Terpopuler