REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang perayaan Idul Fitri 1441 H, umat muslim telah melakukan berbagai persiapan baik lahir maupun batin. Apalagi kali ini perayaan spesial tersebut dirayakan di tengah pandemi COVID-19. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya sendiri telah melakukan berbagai persiapan jelang Idul Fitri kali ini, antara lain melakukan inspeksi jaringan listrik, simulasi keandalan listrik Masjid Istiqlal yang dilakukan pada 19 Mei 2020 lalu, menyiagakan sebanyak 2.688 personel, serta menyiagakan peralatan pendukung untuk pengawalan pasokan dan keandalan kelistrikan perayaan Idul Fitri tahun ini.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan, menuturkan bahwa perkiraan beban puncak selama hari H perayaan Idul Fitri yaitu 3.508,31 MW. Angka ini serupa dengan beban puncak Jakarta saat akhir pekan selama pandemi COVID-19. Jika dibandingkan dengan Idul Fitri tahun lalu, perkiraan beban puncak Idul Fitri ini mengalami kenaikan sebesar 30,31%. Hal ini terjadi karena adanya pelarangan mudik oleh pemerintah dan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah selama masa pandemi.
Meskipun aktivitas di rumah meningkat akibat kebijakan pemerintah tersebut, Doddy menegaskan bahwa pasokan listrik aman karena perkiraan beban puncak saat Idul Fitri berada di bawah daya mampu pembangkit di Jakarta yang berada di angka 11.460 MW.
Doddy menjelaskan bahwa selain melakukan pantauan terhadap Masjid Istiqlal, PLN UID Jakarta Raya juga melakukan pantauan khusus pada 35 RS Rujukan Penanganan COVID-19 dan 3 Lembaga Non RS. Sehingga Layanan PLN tetap siaga 24 jam dan tidak ada pekerjaan yang mengakibatkan padam selama siaga lebaran.
"Pasokan listrik aman dan cukup. Pengawalan kelistrikan RS Rujukan COVID-19 juga tetap berjalan tanpa henti. Semoga umat muslim khususnya di Jakarta bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita meski di tengah kondisi pandemi ini," tambah Doddy.
Selanjutnya, PLN akan kembali mengaktifkan pencatatan meter secara langsung oleh petugas catat meter mulai bulan Mei 2020 (untuk penerbitan rekening listrik bulan Juni 2020). Petugas catat meter akan datang ke rumah pelanggan pascabayar dengan tetap memperhatikan Pedoman Pencegahan Pengendalian Covid-19 Kementerian Kesehatan RI untuk antisipasi penyebaran Covid-19 yaitu dengan menggunakan standar APD (Alat Pelindung Diri).
Layanan pelaporan stand meter sendiri (Baca Meter Mandiri) via aplikasi WhatsApp Messenger (WA) ke nomor 08122 123 123 juga tetap berlaku, dengan periode pelaporan pada tanggal 24-27 setiap bulannya. Pelaporan mandiri pelanggan yang valid akan dijadikan prioritas utama dasar perhitungan rekening listrik selama pandemi COVID-19.
Jika pelanggan tidak mengirimkan laporan mandiri melalui WhatsApp dan lokasi rumah pelanggan tidak bisa didatangi oleh petugas, maka PLN akan menggunakan rata-rata 3 bulan sebagai dasar perhitungan rekening listrik.
Untuk pembayaran listrik atau pembelian token, PLN juga mengimbau pelanggan untuk memanfaatkan layanan online dalam melakukan pembayaran tagihan atau pembelian token listrik, di antaranya melalui ATM, Internet Banking, SMS Banking, Aplikasi Dompet Digital (E-Wallet) ataupun melalui aplikasi E-Commerce. Tidak hanya pembayaran, pelanggan PLN juga dapat memaksimalkan pelayanan PLN secara online melalui Contact Center PLN 123 ataupun Aplikasi PLN Mobile, baik untuk layanan informasi tagihan, sambung baru, perubahan daya, penyambungan sementara maupun pengaduan pelanggan.
"Selamat menyambut Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Kami harap semua semua tetap di rumah saja dan jangan mudik. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan serta kesabaran. Mari kita doakan agar kondisi segera normal kembali," pungkas Doddy.