Masjid di Tunisia akan Dibuka Kembali 4 Juni

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 22 May 2020 12:43 WIB

Masjid di Tunisia akan Dibuka Kembali 4 Juni  . Foto: Masjid Agung Kairouan tampak kosong karena tindakan untuk membendung pandemi Covid-19 pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar , salah satu malam paling suci umat Islam di Kairouan, Tunisia pada 19 Mei 2020. Foto: Anadolu/Yassine Gaidi Masjid di Tunisia akan Dibuka Kembali 4 Juni . Foto: Masjid Agung Kairouan tampak kosong karena tindakan untuk membendung pandemi Covid-19 pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar , salah satu malam paling suci umat Islam di Kairouan, Tunisia pada 19 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Pemerintah Tunisia akan membuka kembali masjid, hotel, dan restoran mulai 4 Juni 2020. Sejumlah fasilitas publik itu telah ditutup sekitar dua bulan terakhir guna mencegah penularan virus corona Covid-19.

Khusus untuk hotel dan restoran, yang telah ditutup sejak 22 Maret, akan dibuka kembali dengan pengungjung maksimal 50 persen dari total kapasitas. Otoritas terkait kini juga tengah menyiapkan fasiltas kebersihan bagi para turis.

Baca Juga

Namun demkian, rencana pembukaan fasiltas publik itu bisa saja diundur jika terjadi lagi lonjakan kasus positif Covid-19, kata Menteri Proyek Besar, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama Tunisia dalam konferensi pers, Kamis (21/5). Sebaliknya, jika tak ada lonjakan kasus, semua semua kebijakan pembatasan sosial akan dihentikan mulai 14 Juni.

Terkait perayaan Idul Fitri, pemerintah Tunisia masih melarang perjalanan lintas provinsi. Bahkan pemeriksaan di perbatasan bakal ditingkatkan agar masyarakat tak menggelar mudik lebaran.

Adapun sekolah masih akan ditutup hingga September mendatang. Hanya kelas persiapan sarjana muda yang akan dibuka mulai akhir Mei hingga sebulan setelanya. Begitupun tempat penitipan anak akan mulai dibuka akhir bulan ini.

Sejak Maret, kasus postif Covid-19 di Tunisia tercatat sebanyak 1.045 dengan 47 di antaranya meningal dunia. Penurunan kasus positif baru dalam beberapa hari terakhir terjadi karena Pemerintah Tunisia segera menerapkan aturan pencegahan yang ketat sejak kasus pertama ditemukan.

"Kami tida membuang-buang waktu dan kami membuat keputuasan yang sulit, berani, dan terkadang kreatif," kata Perdana Menteri Tunisia Elyes Fakhfakh pada Rabu (20/5), sebagaimana dilansir Alarabiya.

Terpopuler