Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 15 May 2020 22:06 WIB

Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix. Sebuah hidangan berbuka puasa Ramadhan di salah satu keluarga Muslim di Jerman. Foto:

Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix

Sang ayah melantunkan adzan sebelum waktu berbuka tiba di waktu magrib pada pukul 20.56 waktu setempat. Kemudian, Bag memimpin sholat berjamaah bersama keluarganya.

Berbagai langkah pencegahan virus corona telah memicu aksi protes dari banyak orang yang turun ke jalan di Jerman. Namun, tidak ada keberatan akan langkah pencegahan itu dari lebih dari 4,5 juta Muslim Jerman.

Baru-baru ini, masjid-masjid di Jerman telah diizinkan dibuka kembali untuk sholat di bawah aturan yang ketat. Namun bagi sebagian besar Muslim, pembatasan membuat kunjungan ke masjid tidak mungkin dilakukan.

Pembicaraan dengan keluarga Bag di Berlin utara ini kemudian beralih ke sebuah masjid di Berlin selatan, tempat ratusan Muslim berkumpul pada awal Ramadhan untuk menentang instruksi pemerintah. Insiden itu menjadi satu-satunya yang terjadi di masjid di Berlin. Selim, putra bungsu Bag, kemudian menimpali.

"Anda harus mengerti itu. Karena penutupan masjid, pihak berwenang mengizinkan adzan disiarkan melalui pengeras suara untuk pertama kalinya. Orang-orang Muslim di sana membiarkan hal itu terjadi. Tetepi kemudian mereka kembali tenang," kata Selim.

photo
Papan digital menyerukan kepada orang-orang untuk menjaga jarak sosial di Dresden, Jerman. Pemerintah Jerman dan pihak berwenang setempat sedang meningkatkan langkah-langkah untuk membendung penyebaran coronavirus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 - (EPA)
 
Pekan lalu, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyampaikan terima kasihnya kepada gereja dan komunitas agama atas bantuan mereka dalam mengatasi krisis virus corona. Ia mengakui mereka bertindak secara bertanggung jawab dan hati-hati sejak awal.

Namun, kata-katanya itu dinilai kontras dengan tajuk utama yang diterbitkan sepekan sebelumnya oleh harian Bild, yang bertuliskan "Gereja Ditutup karena Takut akan Kekacauan Ramadhan."

Beberapa pemimpin sayap kanan menangkap desas-desus itu. Namun komunitas Muslim tetap tenang.

Sementara layanan digital tengah booming, Muslim memanfaatkan itu untuk sholat Jumat, khutbah, dan ceramah. Sekretaris Jenderal Dewan Pusat Muslim di Jerman, Abdassamad El Yazidi, juga memuji rasa disiplin Muslim di negara itu. Ia berharap mayoritas Muslim di Negeri Hitler tersebut mematuhi pedoman kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Tapi saya bahkan terkejut dengan betapa tertibnya segalanya. Mereka sadar akan tanggung jawab mereka dan menganggapnya serius," kata Yazidi.

Sumber: https://www.dw.com/en/fasting-and-netflix-ramadan-in-times-of-coronavirus/a-53427128

 

Terpopuler