Peringatan Nuzulul Quran di Purbalingga Digelar Daring

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nashih Nashrullah

Ahad 10 May 2020 19:09 WIB

Nuzulul Quran daring di Purbalingga tetap berjalan khusyuk. Membaca Alquran (ilustrasi) Foto: Muhammad Rizki Triyana (Republika TV) Nuzulul Quran daring di Purbalingga tetap berjalan khusyuk. Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA – Peringatan Nuzulul Quran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.  Di Purbalingga, pemerintah setempat memperingatan malam turunnya Alquran ini secara virtual. Siapa pun bisa mengikuti peringatan tersebut secara streaming.  

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengakui  peringatan Nuzulul Quran tahun ini diselenggarakan sederhana hanya secara virtual. Namun dia berharap kegiatan tersebut tetap membawa hikmah dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 

Baca Juga

''Kita juga berdoa, semoga wasilah dari Alquran yang juga sebagai obat atau syifa, obat dari segala penyakit ini mampu menyembuhkan bumi Indonesia dan Bumi Purbalingga dari pandemi Covid-19 atau Virus Corona,'' jelas Bupati di pendopo Setda Purbalingga, Sabtu (9/5) malam.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengimbau masyarakat tetap waspada, meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran diri akan pandemik Covid-19. ''Jumlah 39 kasus positif Covid-19 di Purbalingga ini, diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh warga masyarakat,'' katanya. 

Sesuai kesepakatan bersama jajaran Forkopimda, Kantor Kemenag, dan tokoh ormas keagamaan Islam, Bupati juga menghimbau seluruh masyarakat tetap menjalankan amaliyah Ramadhan di rumah. 

Rangakaian Peringatan Nuzulul Quran ini dimulai dari pemutaran Video shalawat “Li Khomsatun”, doa penangkal wabah, pembacaan ayat suci Alquran oleh H Rochani, khataman Alquran dipimpin KH Masyhudi Munir, serta tausiyah yang diisi Masrukin Abdul Majid MPdI. Acara ditutup doa bersama yang dipimpin KH Roghib Abdurrahman.

Masrukin Abdul Majid MPdI dalam tausiyahnya menyampaikan, menafsirkan Alquran tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan oleh orang Arab sekali pun. 

''Untuk menafsirkan Alquran di dalamnya perlu diketahui asbabun nuzul, muthlaq muqayyad, tafsir, takwil, dan terjemah Alquran. Jadi tidak bisa semua orang bisa menafsirkan, menyimpulkan Alquran hanya dengan membaca terjemahannya saja,'' katanya.