REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Aktivitas pembangunan tahap dua RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina terus berjalan selama bulan suci Ramadhan. 

Site Manager RS Indonesia di Gaza, Edy Wahyudi, menyampaikan bulan suci Ramadhan juga tidak menyurutkan semangat relawan menuntaskan pembangunan tahap dua RS Indonesia yang sudah dimulai sejak Februari 2019. Kegiatan pembangunan RS Indonesia tetap dilakukan selama Ramadhan dengan penyesuaian waktu aktivitas relawan.  

"Pada bulan suci Ramadhan, aktivitas pembangunan tetap kami lakukan selama enam hari dalam satu pekan sama seperti di luar Ramadhan, yaitu dari Sabtu sampai dengan Kamis," jelasnya. 

Dia mengatakan, hanya saja jumlah jam aktivitas pembangunan pada bulan Ramadhan selama enam jam kerja. Yaitu dimulai pada pukul 6 pagi hingga pukul 12 siang waktu Gaza. Sementara di luar Ramadhan, aktivitas pembangunan biasanya dilakukan selama tujuh jam kerja. Yaitu dimulai pukul 7 pagi sampai pukul 11 siang, kemudian istirahat.

"Lalu relawan akan melanjutkan lagi aktivitas pembangunan pada pukul 2 siang hingga pukul 5 sore waktu Gaza," ujarnya.

Edy menerangkan, penyesuaian waktu ini menurutnya dilakukan agar pembangunan tahap dua RS Indonesia tetap dapat berjalan sesuai jadwal. Namun para relawan juga tetap punya waktu untuk memperbanyak kegiatan ibadah di bulan suci ini.

Namun suasana Ramadhan tahun ini juga dirasakan berbeda oleh relawan. Bila sebelumnya para relawan RS Indonesia selalu ikut meramaikan masjid-masjid di Gaza dan berbaur dengan masyarakat setempat pada waktu-waktu sholat. Kini di tengah wabah Covid-19 semua kegiatan ibadah dilakukan oleh relawan di dalam area Wisma Indonesia. Hal ini dalam rangka mengikuti anjuran dari pemerintah setempat.

"Alhamdulillah kegiatan yang sudah berjalan selama beberapa hari di awal Ramadhan tahun ini diantaranya tadarus Alquran satu hari tiga juz menjelang berbuka puasa dan sholat maghrib, sholat 5 waktu berjamaah, sholat tarawih berjamaah, sholat tahajud berjamaah yang semuanya kami lakukan di dalam area Wisma Indonesia," jelas Edy.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00