Perihnya Ramadhan di Burkina Faso, Hanya Ada Air dan Kopi

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Ani Nursalikah

Senin 04 May 2020 16:03 WIB

Perihnya Ramadhan di Burkina Faso, Hanya Ada Air dan Kopi. Warga di kamp pengungsian di Barsalogho di utara Burkina faso. Foto:

Perihnya Ramadhan di Burkina Faso, Hanya Ada Air dan Kopi

Untuk tetap melakukan pencegahan wabah, pemerintah setempat telah menutup berbagai pasar, salah satunya di Barsalogho. Alhasil, akses makanan bagi penduduk lokal dan pengungsi dirasa semakin sulit.

"Pemerintah harus membatasi gerakan untuk menahan penyebaran Covid-19," kata direktur negara dan perwakilan WFP di Burkina Faso,David Bulman.

David tak menampik, ketika berbagai orang dibatasi pergerakannya, ekonomi di negara itu yang bergantung pada sektor informal sangat berdampak. Terlebih, ketika banyak warganya yang kini tak bekerja.

"Ada banyak orang di sini yang mendapatkan uang per hari, dan menggunakan penghasilannya untuk memberi makan keluarga. Jika tidak bisa bekerja, akan banyak keluarga kelaparan," ujar dia.

Terpisah, di Kaya, yang merupakan salah satu kota di utara Burkina Faso, ada lebih dari 80 ribu pengungsi yang terdampak karena konflik. Bahkan, mayoritas dari mereka saat ini masih telantar dan mengandalkan bantuan warga.

"Saya selalu punya jus dan bubur dan untuk kue (yang terbuat dari millet, sorgum atau jagung) mengingat banyak orang yang datang," kata Kepala dan pemimpin komunitas Sektor 6, Madiega Dianbende.

Dianbende menambahkan, meski kebanyakan warganya masih kesulitan, zakat di bulan suci masih dilakukan. Walaupun, jumlah tersebut ia nilai jauh dari cukup untuk membantu pengungsi.

 

"Sangat penting untuk berbagi, terutama di tahun ini. Ini hanya tentang memberikan apa yang kita bisa, uang makanan, dan apa pun. Penyakit ini telah mengubah segalanya. Mereka yang membawakan kami makanan sebelumnya juga semakin sedikit," kata dia.

Terpopuler