Muslim New Jersey Habiskan Ramadhan tanpa ke Masjid

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 25 Apr 2020 03:18 WIB

Muslim New Jersey Habiskan Ramadhan tanpa ke Masjid. Suasana berbuka puasa Ramadhan yang dilakukan Muslim New Jersey.

Muslim New Jersey Habiskan Ramadhan tanpa ke Masjid

"Masjid adalah bagian besar dari ibadah secara spiritual, dan tempat untuk bertemu orang-orang. Ini akan sangat berbeda. Melihat semua wajah, teman, keluarga, kita akan merindukan itu," ujarnya.

Masjid di Islamic Society of Central New Jersey (ISCNJ) ditutup pada pertengahan Maret. Presiden Dewan Pengawas Masjid, Muhammad Ashraf menyebut, sangat menyedihkan bagi semua umat Muslim, harus melalui ini tanpa ibadah di masjid.

“Bulan ini adalah bulan paling suci dalam kalender Islam.  Orang-orang menunggu sepanjang tahun sampai bulan ini datang," kata dia.

Namun, alih-alih fokus pada apa yang kurang, Ashraf menyarankan menggunakan situasi untuk memeriksa apa yang penting. Momen ini menjadi waktu berkualitas yang dapat dihabiskan bersama keluarga.

Waktu yang dihabiskan dapat digunakan untuk memperkuat ikatan dengan anak-anak dan orang-orang terkasih. Sekaligus menjadi pelajaran bagi semua bahwa hidup harus terus berjalan meski tidak seperti yang diinginkan. Selain puasa dan shalat selama bulan Ramadhan, umat Islam juga fokus pada zakat, alah satu dari lima rukun Islam. Tahun ini, kebutuhannya bisa sangat besar.

Umat Muslim yang mampu, wajib memberi 2,5 persen dari penghasilannya untuk amal. Masjid-masjid juga meminta sumbangan selama pandemi. Ashraf menyebut ada lebih banyak orang memberikan uangnya di bulan suci ini daripada bulan-bulan lainnya.

Di akhir Ramadhan, perayaan Idul Fitri ISCNJ yang menandai akhir periode puasa, biasanya menarik ribuan orang untuk datang ke Rowland Park.

Erum Farid merencanakan mengadakan pertukaran hadiah antar keluarga sebagai pengganti pertemuan Idul Fitri tradisional, yang jumlahnya mencapai 90 orang. Biasanya kegiatan ini akan mencakup keluarga suami dan keluarganya.

Adik iparnya, yang tengah mengunjungi Pakistan, harus tinggal di sana setelah perbatasan negara ditutup karena pandemi. Ia tidak yakin berapa lama mereka akan terjebak di sana.

Di Jersey City, Ahmed Shedeed tetap berharap langkah-langkah menjaga jarak sosial dapat dikurangi intensitasnya saat Idul Fitri tiba pada 23 Mei. Tetapi di South Brunswick, penekanannya adalah mengurangi ekspektasi untuk kembali mengadakan pertemuan besar di hari itu.

Berdoa di rumah dapat menghadirkan lebih banyak ketenangan. Seluruh perhatian akan tercurahkan, sekaligus mengasah kesabaran dalam diri.

Direktur Studi Islam di Fairfield University, Connecticut, Martin Nguyen mengatakan, dekat secara fisik adalah kunci ketika beribadah bersama. Masalah yang dihadirkan dengan upaya berdoa melalui media daring adalah posisi yang jauh dari orang yang memimpin doa.

"Meski begitu orang-orang masih berusaha untuk berkumpul secara daring untuk berdoa bersama. Ini mendorong komunitas untuk menjadi kreatif. Pada akhirnya komunitas akan tumbuh menjadi lebih baik," katanya.

 

Terpopuler