REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Masjid Istiqlal selama bulan Ramadhan 1441 H akan mengantar makanan berbuka (ifthar) bagi masyarakat yang membutuhkan. Hal ini disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat bertemu dengan Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
“Pengurus Masjid Istiqlal akan menyiapkan titik penyebarannya. Dengan harapan semua bisa merasakan. Tentunya secara bergantian titik penyebarannya," ujar mantan wakil menteri agama ini dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (9/4).
Salah satu usulan lokasi yang sudah masuk adalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang. Selain tarawih, buka puasa bersama menjadi acara yang paling ditunggu jamaah Masjid Istiqlal.
Sedikitnya,3.000 jamaah hadir setiap harinya untuk buka puasa. Bahkan, di akhir pekan bisa mencapai 7.000 jamaah.
Namun dengan kondisi pandemic Covid-19 ini, sesuai edaran pemerintah, maka acara buka puasa bersama tidak bisa dilaksanakan. Kendati begitu, tradisi yang sudah dilakukan lama, tidak mungkin dihilangkan.
Seperti juga dengan buka puasa, sesuai keputusan untuk beribadah di rumah, Masjid Istiqlal meniadakan shalat tarawih berjamaah. Namun, tetap akan melaksanakan tausiyah sebelum tarawih.
Untuk itu, Wakil Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Bahrul Hayat menyampaikan saat ini tengah merancang tausiyah daring untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Kami sedang siapkan tausiyah virtual atau online. Sementara masih disiapkan lembaga penyiaran yang mau bekerja sama untuk tausiyah online ini. Dan seperti biasa di awal Ramadhan tausiyah pertama disampaikan menteri agama," ujar Bahrul.
Menanggapi rencana yang disampaikan, Menag Fachrul Razi menyampaikan dukungannya dan berjanji akan membantu agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar. "Kebiasaan seperti menyediakan makanan berbuka ini harus tetap dijalankan. Bagaimana caranya, itu harus dipikirkan matang,” ucap Fachrul.
Kegiatan yang dilakukan Masjid Istiqlal selama ini menunjukkan masih banyak yang membutuhkan untuk buka puasa. Hanya saja, Fachrul menyebut dengan kondisi sekarang ini harus diubah polanya, agar bisa memenuhi kebutuhan tersebut.