Beramai-ramai Menabuh Bedug di Manonjaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 05 Jun 2019 08:01 WIB

Warga mengikuti tradisi memukul bedug beramai-ramai saat malam takbiran di Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (4/6) malam. Foto: Republika/Bayu Adji P Warga mengikuti tradisi memukul bedug beramai-ramai saat malam takbiran di Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (4/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, MANONJAYA -- Sebanyak 13 bedug berjajar di sebuah tanah lapang, di pinggir Jalan Raya Manonjaya, Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (4/6) malam. Di depan bedug yang terbuat dari tong bekas dan kulit kambing itu, para penabuh juga telah bersiap memukulnya.

Ratusan warga pun telah berkumpul di memadati areal itu, menantikan bedug-bedug ditabuh. Adalah letupan petasan dan kembang api yang menjadi penanda dimulainya acara Gebyar Bedug dan Gema Takbir, yang rutin dilakukan saat malam takbiran di Desa Kamulyan.

Para penabuh bedug itu didominasi oleh para lelaki. Sementara ibu dan anak-anak melihat para penabuh itu beraksi. Mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB, para penabuh bedug itu akan beraksi.

Setiap satu bedug, ada beberapa orang yang terlibat menabuh. Ada yang menabuh bagian kulit kambing, ada juga yang memukul bagian tong untuk menghasilkan suara yang berbeda. Selain itu, beberapa orang ada pula yang membawa instrumen lainnya seperti tamborin, snare drum, kendang, bahkan marawis. Setiap tim menawarkan keunikan masing-masing dalam menghasilkan nada-nada meriah merayakan takbiran malam Lebaran.

photo
Warga mengikuti tradisi memukul bedug beramai-ramai saat malam takbiran di Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (4/6) malam. Foto: Republika/Bayu Adji P.

Ketua Panitia Gebyar Bedug dan Gema Takbir, Yayan Sofyan Asauri mengatakan, kegiatan menabuh bedug bersamaan itu rutin dilakukan setiap tahun di Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini, kegiatan itu sudah memasuki tahun kesembilan.

"Intinya untuk mengumpulkan pemuda-pemudi, agar masyarakat semua kumpul pada takbiran ini dan tidak melakukan konvoi yang justru meningkatkan kecelakaan. Jadi dari segi keamanan bisa terjamin," kata dia, Selasa (4/6) malam.

Ia mengatakan, ada 39 orang peserta dari 12 desa di Kecamatan Manonjaya yang mengikuti rampak bedug malam itu. Setiap tim dipersilakan melakukan inovasi masing-masing. Nantinya, setiap tim akan dinilai oleh para juri dan akan mendapatkan hadiah dari panitia.

"Kita nilai dari segi kekompakan dan ketukan bedugnya. Kita berikan hadiah memang tidak seberapa, tapi setidaknya bisa membahagiakan mereka," kata dia.

Terpopuler