Sepanjang Ramadhan Restoran Elit di Istambul Habis Terpesan

Red: Muhammad Subarkah

Kamis 25 May 2017 18:06 WIB

Restoran publik di pinggir selat Bhosporus, Istambul Tukri. Terlihat sebuah keluarga baru pulang dari restoran. Foto: Muharom Ahmad Restoran publik di pinggir selat Bhosporus, Istambul Tukri. Terlihat sebuah keluarga baru pulang dari restoran.

Oleh: Muharom Ahmad*

Di belahan dunia manapun,  kedatangan Ramadhan oleh setiap Muslim pasti disambut dengan penuh rasa syukur dan suka cita. Begitu juga yang terjadi di kota Istambul, Turki.

 “Ya semua orang Turki menyambut gembira datangnya Ramadhan atau bulan puasa. Sama dengan negara-negara Muslim lainnya, seperti negara anda, Indonesia,’’ kata pembimbing travel asal Turki, Sulaiman, di Istambul akhir pekan lalu.

Sulaiman menceritakan pada Ramadhan tahun ini Muslim Turki menjalankan puasa lebih panjang, yakni mencapai 18 jam. Ini karena bulan puasa tiba bersamaan dengan datangnya musim panas.

‘’Ini akan berbeda kalau Ramadhan tiba di musim dingin. Saat itu waktu siang lebih singkat, dan kami pun puasa lebih singkat karena waktu malamnya lebih panjang. Tahun ini kami sahur pukul 03.00 dini hari dan buka puasa di pukul 21.00,’’ ujarnya.

Di antara kesemarakan bulan suci Ramadhan di Turki, salah satu contohnya terdapat pada begitu banyaknya acara buka puasa bersama yang digelar di berbagai tempat. Bahkan di beberapa ‘restoran publik’ yang berada di tempat prestisius seperti di pinggir selat Bhosporus, kursi untuk buka puasa (ifthar) sudah habis dipesan.

‘’Semenjak sepekan silam, tak ada lagi tepat untuk buka puasa di semua ‘restoran publik’ di Istambul. Semua sudah habis terpesan hingga Idul Fitri tiba,’’ kata Sulaiman seraya mengatakan ‘restoran publik’ adalah restoran yang diberi subsidi oleh pemerintah sehingga harganya murah dan terjangkau seluruh rakyat.

“Semua orang bisa makan di restoran itu asalkan melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jadi tidak bisa langsung datang untuk makan. Restoran ini jadi favorit karena letaknya pun di daerah elit, yakni yang berpandangan indah. Kualitas dan jenis makanannya sama dengan restoran mewah, Yang beda cuma harga makannya yang hanya seperempat dari ‘restoran swasta’ yang ada ,’’ katanya.

Bila pada bulan Ramadhan kursi pemesanan sudah terpesan secara penuh, pada hari-hari biasa para pengunjung restoran publik ini juga selalu datang silih berganti. Mereka berkunjung secara berombongan atau untuk makan sekeluarga.

Waktu favorit untuk kunjungan makan bersama di restoran itu adalah pada petang hari di kala lampu-lampu mulai menyala di sekitar selat Bosporus yang memisahkan benuar Eropa dan Asia itu.

Selain tersedia makanan yang lezat, restoran yang penuh bunga-bunga, pemandangan selat dan lalu lalang kapal kecil yang mengangkut turis berselancar jelas mampu menjadikan area rileks bagi seluruh lapisan warga Istambul.