REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Seperti rekan jamaah Muslim di seluruh dunia, Muslim di Amerika Serikat mencari tanda hilal dan mempersiapkan kehadiran bulan paling suci.
Juru bicara Islamic Center Charlotte, North Carolina, Jibril Hough mengatakan Ramadhan adalah waktu untuk berkumpul di masjid dengan sesama Muslim, bukan di rumah yang mungkin dilakukan sebagian umat beriman lainnya.
"Pengalaman Ramadhan lebih kolektif," katanya seperti diberitakan Voice of America, Ahad (5/6).
Islam adalah agama minoritas di Amerika sehingga saat Ramadhan terutama menjelang akhir Ramadhan, Muslim di sana membawa makanan ke masjid.
"Jadi lebih seperti reuni keluarga. Anda akan banyak melihat saudara-saudara (seiman) yang belum pernah anda temui selama setahun ini," Hough menambahkan.
Seperti kebanyakan Muslim, Hough terus bekerja selama bulan Ramadhan. Bekerja saat Ramadhan menantang karena tuntutan fisik bertambah. Belum lagi saat ini sedang musim panas di North Carolina.
Hal ini juga tidak mudah untuk menjelaskan kepada rekan kerja non-Muslim mengapa ia tidak bisa minum air saat haus. Namun Hough mengatakan, komitmen agamanya membuat pengorbanan tersebut layak.
"Anda tahu yang harus anda lakukan. Allah telah memerintahkan Anda untuk melakukannya," ujarnya. Dalam puasa, kata dia, ada setengah pertempuran yang kebanyakan adalah mental.
Baca: Ini Pidato Ramadhan Obama yang Sindir Trump