REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Makanan tradisional khas Yogyakarta bakpia menjadi oleh-oleh favorit pemudik yang akan kembali ke kota asal mereka mencari nafkah.
"Sejak arus balik Selasa (21/8), permintaan bakpia meningkat drastis hingga lebih dari 35 persen," kata produsen bakpia Djava di jalan Solo, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Ruth Eka Pamungkas, Rabu.
Menurut dia, jika pada hari biasa permintaan bakpia hanya 3.000 hingga 5.000 dus, pada saat libur Lebaran permintaan bakpia meningkat drastis mencapai 7.000 dus per hari.
"Bahkan, pada arus balik saat ini permintaan bakpia meningkat drastis, dan pada akhir liburan nanti kami perkirakan permintaan bisa mencapai sekitar 10.000 dus sehari," katanya.
Ia mengatakan selain perseorangan dan keluarga, pengunjung di tokonya juga merupakan rombongan bus wisatawan dari sejumlah daerah di Jawa dan luar Jawa.
"Rombongan-rombongan tersebut biasanya merupakan wisatawan yang setelah menikmati sejumlah objek wisata di Yogyakarta, mereka mampir untuk membeli buah tangan," katanya.
Hal sama dikatakan Yudi pemilik toko oleh-oleh di Jalan Solo, Km 11, Sorogenen, Kalasan, Sleman yang mengaku penjualan bakpia meningkat drastis selama libur lebaran dan arus balik ini.
"Kami menjual bakpia dari sejumlah produsen, dan selama lebaran ini hampir semuanya laku keras, rata-rata dalam satu hari kami menjual antara 2.000 hingga 3.000 dus, sedangkan pada hari biasa hanya sekitar 3.000 hingga 5.000 dus," katanya.
Baik Ruth maupun Yudi mengaku, selain bakpia makanan tradisional lain yang juga banyak dicari pengunjung adalah geplak, peyek, kripik pisang, tape ketan, slondok, yangko dan makanan tradisional lainnya.
Salah satu wisatawan asal Samarinda, Kalimantan Timur Queen Hermianta saat ditemui seusai belanja di salah satu toko oleh-oleh mengatakan dirinya selalu menyempatkan untuk membeli bakpia setiap datang ke Yogyakarta.
"Selain rasanya khas dan hanya ada di Yogyakarta, bakpia layak untuk oleh-oleh untuk teman dan kerabat, saya juga ingin mengenalkan bakpia ini kepada mereka," katanya.