REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Jalur lintas Sumatera, Medan-Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, lengang sejak hari pertama Idul Fitri 1433 Hijriah (19/8) hingga Senin, (20/8).
Salah seorang pengemudi mobil pribadi, Kamil Mustafa (51) di Kabanjahe, menyebutkan jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang dilalui sejak dari Medan-Berastagi dalam keadaan tenang.
"Tidak ada kemacetan atau tanah longsor. Meski biasanya pada hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran ini, Jalan Medan-Berastagi sering mengalami kemacetan, karena padatnya warga yang ingin pergi liburan ke kota 'buah' tersebut," katanya.
Namun, lanjut Kamil, pada hari pertama dan kedua Idul Fitri justru jalan dari Medan menuju Kota Kabanjahe yang terkenal dengan daerah penghasil sayur-mayur itu tidak begitu ramai.
"Pada hari-hari libur biasa seperti Ahad, Jalinsum Medan-Berastagi terkenal dengan kemacetan atau rawan terhadap tanah longsor dari gunung. Longsor yang terjadi itu, biasanya menutup badan jalan negara tersebut," ujarnya.
Dalam menyambut Lebaran tahun ini, sebagian jalan negara itu, kelihatan sudah banyak yang diperbaiki, sehingga tidak berlubang dan rusak parah seperti selama ini.
Sebelumnya, Dinas Bina Marga Sumatera Utara mencatat adanya 20 lokasi rawan longsor yang harus diwaspadai masyarakat ketika mudik dan balik pada Lebaran 1433 Hijriah.
Ke-20 lokasi rawan longsor tersebut cukup tersebar dan ada yang berada di jalur lintas kabupaten/kota, di antaranya kawasan Tanah Abang di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang hingga kawasan Seribu Dolok di Kabupaten Simalungun serta kawasan Jembatan Merah di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal.