REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Memasuki H-7 Idul Fitri, jumlah kendaraan truk angkutan barang (nonsembako) memadati jalan lintas Sumatra (jalinsum) wilayah Lampung, Ahad (12/8). Truk barang yang menuju Pelabuhan Bakauheni (Lampug) ini dilarang menyeberang menggunakan kapal feri Selat Sunda menuju Pelabuhan Merak (Banten) pada H-4.
Pemantauan di ruas jalinsum lintas tengah (jalinteng) dan lintas timur (jalintim), truk angkutan barang mendominasi volume kendaraan dari Palembang menuju Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberang ke Pulau Jawa dan sebaliknya. Sedangkan kendaraan pribadi dan bus angkutan penumpang memasuki liburan sekolah mulai ada peningkatan.
Padatnya kendaraan truk barang menjelang Lebaran, karena pihak PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IF), akan memberlakukan pelarangan truk nonsembako atau angkutan barang menyeberang di Selat Sunda menggunakan kapal feri pada H-4 atau Rabu (15/8). Tingginya volume truk nonsembako ini membuat arus lalu lintas di ruas Jalan Soekarno-Hatta yang masih rusak dan bergelombang menjadi padat dan berjalan merayap.
Kepala Cabang PT ASDP-IF Bakauheni Lampung, Yanus Lentanga, mengatakan menurut peraturan yang dikeluarkan Kementrian Perhubungan (kemenhub), truk nonsembako sudah tidak diperkenankan masuk kapal feri lagi pada H-4. Pihak ASDP-IF mulai memprioritaskan kendaraaan pribadi dan truk sembako untuk menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni-Merak dan sebaliknya, agar tidak terjadi antrean panjang.
"Barusan saya konfirmasi ke Kemenhub, bahwa pada H-5 kendaraan truk barang terakhir masuk kapal. Jadi pada H-4 sudah tidak boleh lagi ada truk barang nonsembako melintas di Selat Sunda," kata Yanus Lentanga kepada //Republika// di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Ahad (12/8).
Pada H-4 arus mudik Lebaran, PT ASDP-IF memprioritaskan kendaraan truk sembako, bus penumpang, dan mobil pribadi masuk kapal roll on roll off (feri) menyeberang di perairan Selat Sunda (Sumatra-Jawa). Menurut Yanus, kondisi pada arus mudik hingga puncaknya pada H-3 atau H-2 kondisi kendaraan saat itu padat dan diperkirakan seperti tahun sebelumnya terjadi antrean.
Ia mengatakan sejak Ahad (12/8) atau H-7, PT ASDP-IF sudah membatasi jumlah truk nonsembako masuk kapal feri. Pembatasan jumlah ini, karena volume kendaraan selain nonembako sudah mengalami peningkatan, sehingga volume atau space dalam kapal feri dibatasi untuk truk nonsembako.
Tatang, pemilik furniture di Bandar Lampung, mengatakan pesanan furniture-nya dari Jepara, mengalami keterlambatan beberapa hari dari biasanya. Hal ini karena kondisi jalan yang mulai padat juga terjadi antrean di Pelabuhan Merak, Banten.
"Kami sudah order jauh-jauh hari, tapi setelah kami cek truknya masih dalam perjalanan, karena susah menyeberang di Merak," katanya.
Dari ruas jalinteng Bandar Lampung - Bakauheni, sudah tak terlihat lagi truk nonsembako yang mengetem di area parkir SPBU maupun di rumah makan. Supir truk terus menjalankan truknya ke Pelabuhan Bakauheni, untuk mengejar waktu tenggat sebelum H-4. Menurut supir truk asal Palembang tujuan Jakarta, dirinya sudah harus balik lagi ke Palembang sebelum H-4.