REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Mahasiswa di Bandarlampung menjual makanan untuk berbuka puasa atau takjilan. Mereka umumnya melakukannya sambil menunggu waktu berbuka.
"Sambil menunggu berbuka, kami berjualan takjilan. Ini mudah-mudahan dapat rezeki tambahan untuk membiayai kuliah," kata Septi, salah seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang berjualan takjilan di Bandarlampung.
Ia mengatakan takjilan yang dijual sebagian merupakan titipan ibu pemilik kosnya. Namun, ada juga yang dibuat sendiri, seperti es buah dan makanan ringan lainnya.
"Yang dijual ada kolak, lenggang, makanan ringan dan es buah. Harganya rata-rata Rp 5.000. Kami hanya mengambil untung sedikit," katanya.
Uang hasil penjualan takjil disimpan untuk keperluan kuliah. Sebagian lagi digunakan untuk tambahan modal berjualan esok harinya.
Beberapa mahasiswa lainnya yang berjualan takjilan itu mengakui hasil penjualan bukan sekadar untuk bayar kuliah. Hasilnya juga akan digunakan untuk tambahan biaya untuk mengadakan kegiatan buka bersama.
"Jualan ini sebenarnya untuk tambahan biaya acara buka puasa bersama. Acara itu rencananya akan diadakan pertengahan Agustus nanti," kata Vivin, mahasiswi yang ikut berjualan takjilan itu.