REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kalangan pedagang kurma di Pasar Tanah Abang, Jakarta mengatakan penjualan kurma tahun ini menurun 50 persen dibandingkan 2011, disebabkan berkurangnya minat pembeli karena bertepatan dengan tahun ajaran baru.
"Tahun lalu saya bisa menjual 10 dus kurma atau 100 kilogram, tetapi tahun ini hanya lima dus. Bisa saja uang mereka sedang terpakai untuk keperluan masuk sekolah anak dulu," kata Nanang, di Jakarta, Sabtu.
Nanang mengatakan omzetnya bisa mencapai Rp15 juta per hari tahun lalu, namun 2012 ini hanya Rp7,8 juta. Untuk itu Nanang tidak berani mengambil keuntungan yang terlalu tinggi dari per kilogram kurma yang dijualnya.
Nanang menyatakan dia mengambil hanya Rp8.000 per kilogram atau 30 persen dari harga kurma. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun lalu, karena dia bisa mengambil untung hingga 100 persen.
Dia mencontohkan, kurma jenis Madinah dia beli dengan harga Rp27.000 lalu dijual ke pembeli seharga Rp35.000 - Rp40.000 per kilogram. Untuk kurma jenis Mesir, dia jual dengan harga Rp25.000 per kilogram.
Pedagang kurma yang lain, Ahmad Fauzi (23) mengaku penjualan kurma di Tanah Abang lebih baik tahun lalu dibandingkan sekarang. Tahun lalu dalam sehari dia bisa menjual kurma 100 kilogram per hari, sedangkan sekarang rata-rata hanya 20 kilogram.
Dia mengatakan penurunan ini disebabkan makin banyak pedagang kurma di Tanah Abang dan sekitarnya. Kondisi ini sangat berpengaruh pada penurunan omzet dagangannya.
"Jumlah pasokan tetap lancar. Banyak pedagang kurma juga sih, tapi ya hitung-hitung bagi rejeki," kata Ahmad Fauzi.
Sementara itu, Nenden (27) menyiasati penurunan penjualan kurma dengan menjual kacang arab di kiosnya. Dia mencoba menjualnya per dus kepada pelanggannya seharga Rp1,1 juta per dus.
"Ya lumayan untuk menambah pemasukan, kalau dijual per bungkus seharga Rp120.000," kata Nenden.