REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Suriah Nahdlatul Ulama (NU) Bidang Fatwa, KH Ali Mustafa Yaqub, meminta umat Islam Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan 1433 Hijriah. kerukunan umat lebih penting daripada menonjolkan perbedaan yang ada.
"Umat Islam Indonesia, khususnya warga Nahdliyin hendaknya menghormati perbedaan pendapat, khususnya tentang penetapan awal Ramadhan 1433 H. Warga Nahdliyin juga harus tetap menjaga kerukunan dan ukhuwah antar umat Islam," kata dia di kantor PB NU, Jakarta Pusat, Kamis (19/7).
Senada dengan Yaqub, Khatib Aam PBNU, KH A Malik Madaniy, mengatakan perbedaan pendapat lumrah adanya. Selama didukung dasar hukum yang jelas, maka perbedaan tersebut masih bisa diterima.
Terkait perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, ia menjelaskan bahwa keduanya menggunakan dasar hukum yang sama-sama sah. NU berpegangan pada metode hisab dan rukyat, sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab. "Ada juga aliran yang sudah puasa sejak dua hari yang lalu. Itu dasar hukumnya tidak jelas, maka sebaiknya tidak usah diikuti," tandasnya.