REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Dito (22) datang dari Cilacap. Bermodalkan pengalamannya membantu berjualan mie ayam di kampungnya, ia berencana hijrah ke Jakarta masih dengan profesi yang sama.
Dito, yang menempuh pendidikan sampai SMP saja, sudah hampir 3 tahun melakoni pekerjaan menjual mie ayam. "Kalau di kampung, ekonomi sulit. Dagang juga yang beli musiman. Kalau lagi musim panen, banyak yang beli. Tapi kalau musim paceklik, ya jadi susah,'' katanya.
Pindah ke Jakarta, ia hanya berharap akan ada perbaikan ekonomi. Pikirnya, di Jakarta dagangan akan selalu laris karena banyak pembeli dan tak dipengaruhi oleh musim panen seperti di desanya yang mayoritas sebagai petani.
"Ke sini diajakin paman. Nanti insyaallah buka usaha sendiri kalau modalnya sudah cukup,'' lanjutnya.
Menurut perhitugan rencananya, kalau semua lancar, ia akan membuka usaha mie ayam sendiri dalam waktu tiga bulan. "Ngga buka warung, nanti mau mangkal aja", katanya.