REPUBLIKA.CO.ID, Perusahaan makanan olahan dari ternak yang terletak di Shelbyville, Tennessee, Tyson Foods, mempunyai ratusan karyawan Muslim. Sejak 2008 perusahaan ini membolehkan karyawan Muslimnya berlibur pada hari raya Idul Fitri, dan menukarnya dengan hari libur
nasional Amerika, Labor’s Day, yang selalu jatuh pada Senin minggu pertama September. Labor’s Day adalah hari libur nasional, namun karyawan tetap dibayar. Jadi, karyawan Muslim yang menggunakan hari libur Idul Fitrinya dengan menukarnya dengan Labor’s Day, tetap dibayar.
Hal itu diwujudkan dalam perjanjian atau kontrak lima tahun antara pihak perusahaan makanan olahan terbesar di Amerika itu dengan para anggota serikat buruh toko eceran, grosir dan toserba.
Kontrak perjanjian kerja yang disetujui pada November 2008 itu, juga memberi sarana tempat shalat bagi para pekerja Muslim. Direktur Humas Tyson Foods, Gary Mickelson, mengatakan bahwa Idul Fitri adalah satu dari delapan hari libur nasional yang dibayar oleh perusahaan.
Tujuh hari libur lainnya adalah hari ulang tahun masing-masing karyawan itu sendiri, Tahun Baru, Hari Martin Luther King - pejuang persamaan hak, Memorial Day, Hari Kemerdekaan Amerika, Hari Bersyukur dan Hari Natal.
Lain pula halnya dengan sebuah kantor nirlaba di Fairfax, Virginia. Erwin Yunani, warga Indonesia, yang sudah bekerja sepuluh tahun di kantor itu mengatakan, "Kita dibolehkan mengambil cuti keagaman selama 3 hari dalam setahun."
Tampaknya Erwin Yunani puas dengan pekerjaannya sebagai analis data dan pemasaran itu. Menurutnya, Menejer Eksekutifnya sudah mengerti tentang bulan Ramadhan, dan Erwin pun secara bebas dapat shalat di kantornya, meskipun belum ada sarana khusus tempat shalat.
Perusahaan Tyson Foods di Tennesse itu mempunyai 1.200 pegawai, 250 di antaranya berasal dari Somalia. Selebihnya dari negara-negara lain yang penduduknya mayoritas Muslim. Baik perusahaan besar maupun kantor nirlaba seperti tempat Erwin bekerja, semuanya menghargai keragaman beragama di negara yang memiliki banyak kaum emigran ini.