Ramadhan Fair ala Demokrat, Para Pedagang Mengeluh

Rep: Agus Raharjo/ Red: Didi Purwadi

Senin 15 Aug 2011 08:52 WIB

Nachrowi Ramli (kiri) dan Anas Urbaningrum. Foto: Republika/Bambang Banguntopo Nachrowi Ramli (kiri) dan Anas Urbaningrum.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Partai Demokrat (PD) semarakkan ramadhan dengan manggelar Ramadhan Fair 12-14 Agustus 2011. Acara yang dibuka oleh ketua PD Anas Urbaningrum ini resmi ditutup pada Ahad (14/8) kemarin. penutupan dilakukan oleh ketua DPD PD Provinsi DKI Jakarta Nachrowi Ramli (Nara).

Dalam kata sambutannya, Nachrowi mengungkapkan acara yang diadakan oleh Departemen Perdagangan PD ini adalah wujud PD ingin berbagi dengan masyarakat. "Dengan Ramadhan Fair ini, PD ingin berbagi dengan masyarakat dengan menggelar bazaar murah dan banyak diskon," serunya dari atas panggung.

Penutupan Ramadhan Fair diisi dengan acara simbolik penyerahan sembako, pembagian doorprize, serta kultum oleh ustadz Lau Peng Khun. Ustadz Lau adalah mualaf dari agama Konghuchu.

Ramadhan fair dimeriahkan dengan berbagai macam stand makanan dan pakaian. Mulai dari makanan yang banyak ditemui di Jakarta sampai ada yang unik seperti potatos spiral.

Menurut pengamatan Republika, ada beberapa pemilik stand yang merasa kecewa. Seorang pemilik stand batik dan jamu Madura mengungkapkan, pihaknya hanya mendapat omset sebesar Rp. 500.000,- hingga sore tadi.

"Padahal, biaya stand saya Rp 1.250.000,- selama 3 hari," jelasnya. "Saya masih rugi. Tapi, tidak apa-apa. Anggap saja saya menyumbang untuk Partai Demokrat," tambahnya disela-sela mengemasi barang dagangannya.

Republika juga mendengar sebuah percakapan antara pengunjung dengan seorang pedagang stand makanan menjelang berbuka.

"Mampir Neng," pedagang.

"Ada apa aja, Bang?" pengunjung.

"Ada banyak, Neng, Sate Padang, SOto Mie," Jawab pedagang.

"Kalau Soto Mie berapa, Bang?" tanya pengunjung lagi.

"15 ribu, Neng," jawab pedagang.

"Kok malah mahal?" heran pengunjung.

"Stannya aja mahal, Neng," jawab pedagang agak ketus.

Lalu pengunjung tersebut berlalu meninggalkan stand makanan.

Menjelang berbuka, Ustadz Lau mengakhiri kultumnya. Panitia membagi ta'jil untuk berbuka yang langsung habis diserbu pengunjung. Menurut beberapa pemilik stand, Ramadhan Fair kali ini agak sepi.

"Hanya pembukaan saja yang paling ramai," ungkap salah satu pemilik stand pakaian.