Rangkul Non-Muslim, Islamic Center Ohio Gelar Buka Puasa Lintas-Keyakinan

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Selasa 09 Aug 2011 23:43 WIB

Buka puasa lintas keyakinan di Masjdi Parma, Ohio, Amerika Serikat, Ahad (7/8/2011) Buka puasa lintas keyakinan di Masjdi Parma, Ohio, Amerika Serikat, Ahad (7/8/2011)

REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND - Terinspirasi oleh pesan Ramadan terkait solidaritas dan kebersamaan, Muslim Ohio membuka pintu untuk tetangga non-Muslim. Mereka mengundang untuk berbagi iftar dan membantu pemahaman miring dan salah mengenai Islam di AS.

"Muslim berupaya keras selama bulan ini untuk terhubung dengan komunitas dan anda adalah komunitas kami," ujar presiden Islamic Center di Cleveland, Shehadeh Abdelkarim, saat menyambut para tamu di masjid Parma, demikian Plain Dealer melaporkan.

Acara berbuka, yang dibuka pada Ahad, 7 Agustus lalu digelar di masjid Parma. Mereka mengumpulkan komunitas Muslim Cleveland dan ratusan tamu non-Muslim.

Acara itu digelar sebagai kolaborasi antara Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) cabang Cleveland.

Menggarisbawah pesan Ramadhan untuk berbagi, buka puasa Lintas-keyakinan ini juga bertujuan untuk menghubungkan masyarakat lewat berbagi santapan dan pemikiran.

"Ini sangat penting. Ini adalah bagian dari keyakinan kami bahwa kami harus berbagi dengan tetangga kami," ujar Amad Banna, kepala CAIR cabang Cleveland. "Ada banyak ketakutkan dari beberapa orang untuk berinteraksi dengan Muslim," ujar Banna.

Selama iftar, penyelenggara mendesak para tamu untuk melindungi kebebasan sipil yang dijamin dan diberikan oleh Konstitusi AS kepada seluruh warga Amerika, terlepas dari minoritas etnis dan agama mereka.

"Setiap generasi harus berjuang untuk hak-hak mereka dan untuk generasi berikut," ujar salah satu anggota pendiri CAIR Cleveland, Isam Zaiem.

"Saya tidak akan berdiri di sini bila saudara dan saudari saya dari komunitas Afrika-Amerika tidak berjuang pada 1960-an."

Direktur Eksekutif CAIR Oklahoma, Munir O. Awad menekankan pesan serupa untuk melawan fanatisme anti-Islam.

"Kita telah menyaksikan diskriminasi, marjinalisasi dan penghancuran berevolusi sepanjang waktu," ujar Awad. "Upaya hari ini adalah mengubah ketakutan irasional itu menjadi pemikiran rasional terhadap sesama manusia,"

Terpopuler