Ini Dia Cara Cegah Dehidrasi Selama Puasa

Rep: Dewi Mardiani/ Red: Heri Ruslan

Selasa 17 Jul 2012 08:40 WIB

Puasa (ilustrasi) Puasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Fungsinya adalah untuk memperlancar metabolisme di dalam tubuh dan mendukung pertumbuhan sel.

Dalam proses metabolisme ditambah dengan aktivitas manusia sehari-hari serta pengaruh lingkungan, diperlukan asupan air atau cairan ke dalam tubuh sebanyak total minimal delapan liter sehari. Bila ada aktivitas yang tinggi dan mengeluarkan cairan keringat yang banyak, asupan air pun diperbanyak lagi.

Setiap orang tetap harus menjaga asupan dan komposisi cairan di tubuhnya. Bila terjadi kekurangan cairan di tubuh (dehidrasi), akibatnya bisa berdampak pada kesehatan. Dalam kondisi dehidrasi yang parah, dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.

Pada saat berpuasa, mereka yang menjalankannya harus tetap menjaga asupan air setiap harinya. Walaupun mereka tidak minum dari subuh hingga maghrib, konsumsi air atau cairan tetap harus seimbang dan itu bisa dilakukan sejak maghrib hingga subuh.

Perbanyak air

Menurut Ahli Nutrisi Marzuki Iskandar, jumlah minimum konsumsi air atau cairan selama berpuasa ditingkatkan menjadi sepuluh liter tiap hari. Jumlah tersebut ditetapkan sekian karena aktivitas manusianya tetap tinggi, tetapi asupan air di saat siang tidak ada. Selain itu, jumlah asupan air sekian ditujukan untuk mencegah seseorang terkena dehidrasi.

''Kita tidak bisa minum sekaligus banyak, misalkan langsung dua liter. Itu akan mengagetkan dan membebankan lambung,'' katanya.

Pada saat berpuasa, khususnya berbuka, makan malam, dan sahur, umumnya tak bisa menghindari makanan manis, makanan tinggi lemak, dan kurang konsumsi buah. Untuk mencerna gula, lemak, dan mempermudah metabolisme selama puasa, asupan air harus banyak.

Berpuasa selama 14 jam pun peranan air dalam tubuh tetap harus berjalan. Walaupun aktivitas berkurang, cairan dalam tubuh tetap berkurang. Keluarnya tetap melalui air seni dan keringat. Bahkan, mereka yang bekerja di ruang ber-AC, tetap mengeluarkan cairan tubuh yang tinggi. ''Soalnya, pencernaan dan metabolisme tetap berjalan.''

Asupan cairan selama berpuasa perlu diperhatikan. Marzuki menegaskan, sepuluh liter itu bisa dipenuhi dengan konsumsi air minum, sayuran berkuah, menu-menu berbuka (es, kolak, dan makanan berkuah lainnya), dan buah-buahan yang mengandung air yang banyak (blewah, pepaya, semangka, melon, buah naga, dan lain-lain).

Pada saat berbuka puasa, umumnya dianjurkan mengonsumsi makanan yang manis dan tinggi kandungan glukosanya. Di saat itulah, diperlukan air manis. Dia menyarankan agar air yang dikonsumsi saat berbuka adalah yang hangat agar memudahkan lambung menerimanya. Gula bisa diproses langsung oleh tubuh menjadi energi yang selama berpuasa keadaan gula darahnya rendah.

Setelah itu, dibarengi minum air putih sebanyak satu gelas. ''Tujuannya adalah untuk melarutkan gula dan membantu pencernaan dalam mengolah makanan berbuka. Dengan begitu, sedikit demi sedikit kadar gula dalam darah menjadi normal kembali.''

Sehabis mengonsumsi makanan-makanan kecil pun, Marzuki menyarankan untuk tetap dibarengi dengan minum. Mengonsumsi air dingin diperbolehkan. Air dingin mampu meningkatkan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. ''Untuk mereka yang kurus, air dingin membantu metabolisme. Namun, bagi mereka yang gemuk, biasakan hindari minum air dingin.''

Sayur-sayuran pun disarankan yang berkuah atau direbus. Dengan dikuah atau direbus, kandungan airnya meningkat. ''Kurangi kuah bersantan. Soalnya, bila santannya sampai pecah, itu menjadi lemak jenuh. Goreng-gorengan pun dihindari usai sahur karena siangnya akan terasa haus.''