Awal dan Akhir I'tikaf pada Bulan Ramadhan

Red: Heri Ruslan

Jumat 10 Aug 2012 20:24 WIB

 Masjid Niujie di Beijing, Cina. Foto: chinahighlights.com Masjid Niujie di Beijing, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah, mengatakan, waktu i’tikaf sunah tak dibatasi dengan waktu tertentu. Apabila seseorang masuk ke dalam masjid dan berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menetap di dalamnya, berarti dia sudah dianggap ber i’tikaf saampai keluar dari masjid itu.

‘’Jika seseorang berniat i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, hendaknya dia masuk ke dalam masjid sebelum matahari terbenam,’’ ujar ulama terkemuka dari Mesir itu. Hal itu sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Said.

   

Rasulullah SAW bersabda, ‘’Siapa yang ingin melakukan i’tikaf bersamaku, hendaknya dia melakukannya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.’’ Maksudnya, sepuluh malam terakhir yang diawali dari malam ke-21 atau ke-20 bulan Ramadhan. Menurut sebuah riwayat, jika Rasulullah SAW hendak melakukan i’tikaf, beliau melakukan shalat Shubuh, kemudian masuk ke tempat i’tikaf.

   

‘’Maksudnya, Rasulullah masuk ke tempat i’tikaf yang telah disediakan di dalam masjid. Sedangkan waktu masuk ke dalam masjid untuk i’tikaf dimulai dari waktu permulaan malam,’’ ujar Sayyid Sabiq menutip hadis riwayat Imam Muslim tentang bab i’tikaf.

   

Menurut Abu Hanifah dan Syafi’i, seseorang yang hendak melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir  di bulan Ramadhan, keluar dari rumahnya menuju masjid setelah matahari terbenam pada hari itu. Sedangkan Imam Malik dan Ahmad berpendapat, jika keluar setelah matahari terbenam , hal itu juga sudah sah.

   

Lalu kapan mengakhirinya? Menurut Sayyid Sabiq,  seorang mengakhiri i’tikafnya saat akan menunaikan shalat hari raya. Atsram meriwayatkan dengan sanad dari Abu Ayyub, dari Abu Qilabah, bahwa pada malam hari raya Idul Fitri, dia pernah menginap di dalam masjid. Keesokan harinya, dia menunaikan shalat Idul Fitri.

   

Ibrahim berkata, ‘’Orang yang melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, hendaknya tetap menginap di masjid pada malam idul Fitri. Kemudian, pada pagi harinya, dia keluar dari masjid menuju tempat hari raya.’’