REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW pernah menjelaskan melalui sabdanya, "Beda antara puasa kami dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim dan Abu Daud).
Allah SWT mewajibkan puasa kepada kaum Muslimin, seperti Dia telah mewajibkannya kepada Ahli Kitab sebelum Muhammad SAW Pada mulanya. Waktu dan hukumnya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan kepada Ahli Kitab sebelum Muhammad, yaitu tidak bcieh makan, tidak boleh minum, dan tidak boleh bersetubuh lagi sesudah tidur (selama waktu puasa).
Kemudian Rasulullah SAW melakukan sunah makan sahur, lain dari apa yang dilakukan Ahli Kitab yang terdahulu Rasulullah SAW menamakan makan sahur itu bagai At-Ghidza At-Mubarak. Kata beliau. "Mari makan Ghidza' Al-Mubarak, yaitu makan sahur."
Makan sahur itu merupakan suatu keberkahan, karena ia mengikuti sunah Rasulullah. Tujuannya, menguatkan orang yang puasa dan menambah semangat orang untuk terus berpuasa karena ringan dan berkurangnya beban yang diderita. Allah SWT melipatkan ampunan dan rahmat-Nya kepada orang-orang yang bersahur.
Begitu pula para malaikat-Nya memohon ampunan untuk mereka, memintakan limpahan karunia-Nya. Supaya mereka dibebaskan Al- Khaliq dari kesempitan akal, kekerdilan hati, kejumudan, dan segala hal yang merugikan dalam bulan turunnya Alquran ini.
Mengundurkan makan sahur hingga sebelum fajar sangat terpuji, karena Rasulullah dan Zaid bin Tsabit pernah makan sahur, kemudian sesudah selesai makan langsung Nabi Muhammad saw pergi menunaikan shalat Subuh.
Antara usai makan sahur Nabi SAW dan pergi shalatnya itu kira-kira sebanyak orang membaca 50 ayat Alquran. Mengenai sunah ini dikatakan, karena kebiasaan orang Arab mengira-ngirakan waktunya dengan pekerjaannya. Maka Zaid pun mengisyaratkan pada bacaan ayat Alquran, selain untuk mengisyaratkan juga bahwa masa Ramadhan adalah waktu ibadah, dan bacaannya tentu saja dengan pemahaman.
Adapun makan sahur seorang Mukmin yang paling utama ialah buah kurma. Sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik makan sahur seorang Mukmin ialah kurma."
Namun, bagi yang tidak memiliki makanan sahur, tetap dianjurkan untuk minum meskipun hanya seteguk air. Nabi Muhammad SAw menjelaskan, "Makan sahur seluruhnya berkah, janganlah kalian meninggalkannya Meskipun hanya minum seteguk air, karena Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur."
Rasulullah SAW juga bersabda, "Siapa yang hendak berpuasa hendak- bersahur meskipun hanya sedikit."
Untuk itu, sangat dianjurkan untuk manfaatkan kesempatan mendapatkan pahala besar yang disediakan oleh Allah Yang Maha Rahman dan Rahim buat mereka yang bersahur itu.
Dari Abdullah bin Al-Harits dari seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW mengatakan, "Saya pergi menemui Nabi SAW sedang makan sahur, lalu Beliau SAW bersabda, "Ia (sahur) suatu keberkahan yang diberikan Allah kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan dia.
Sumber: Ramadhan Bulan Seribu Bulan, Oleh; Yusuf Wibisono.