REPUBLIKA.CO.ID, Puasa juga pernah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Misalnya, puasanya orang Mesir kuno, Yunani kuno, Romawi kuno, Cina kuno, Jepang, dan lainnya.
Begitu juga dalam peradaban dan agama-agama besar di dunia. Agama Majusi juga mengenal istilah puasa. Demikian halnya dengan agama Yahudi yang berpuasa mengikuti cara Nabi Musa. Agama Kristen juga demikian. Bahkan, agama Manu, Sinto (Jepang), Zoroaster, Sabiin, dan lainnya juga mengenal puasa. Tidak hanya itu, puasa pun dilakukan oleh sejumlah aliran kebatinan, kaum tasawuf, dan sebagainya. Dalam kehidupan dulu dan sekarang, puasa sudah menjadi tradisi yang dijalankan secara turun-temurun.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Tujuan berpuasa itu berbeda-beda. Ada yang bertujuan untuk kesaktian, kekebalan tubuh terhadap serangan dari senjata tajam ataupun tumpul, olah kanuragan, sekadar demi kesehatan, mengekang hawa nafsu saja, untuk memudahkan mendapatkan ilmu, dan sebagainya.
Bagi umat Islam, tujuan puasa adalah membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, yakni mengerjakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam sejak tahun kedua hijriyah, yaitu 18 bulan saat Rasul SAW tinggal di Madinah. Awalnya, sebelum turun ayat Shiyam di atas, umat Islam sudah berpuasa pada hari Asyura, sebagaimana kebiasaan kaum Yahudi. Saat itu, puasa Asyura merupakan sebuah kewajiban. Namun, sejak turunnya perintah puasa Ramadhan, umat Islam tidak wajib berpuasa lagi pada hari Asyura, kecuali sebagai sebuah sunah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.