Muslim Kanada Tetap Bekerja Keras Saat Puasa

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany

Selasa 07 Aug 2012 14:05 WIB

Muslim Kanada Muslim Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA--Durasi jam berpuasa lebih panjang, tidak menghalangi Muslim Kanada untuk melaksanakan kewajibannya. Mereka bahkan tetap bekerja meski cuaca begitu panas.

Koki Free Times, Rafi Raphael Taherie mengaku tantangan terberat bagi dirinya saat menjalani puasa adalah ketika mencicipi makanan yang hendak disajikan kepada konsumen. "Saya coba ikuti apa yang diajarkan dalam Islam, saya cicipnya dengan ujung lidah lalu saya buang ketika sudah mengetahui rasanya," ungkap dia seperti dikutip onislam.net, Selasa (7/8).

Alaa Hajjaj, akuntan mengaku Ramadhan di Kanada ternyata lebih mudah dijalani ketimbang apa yang dipikirkan. "Awalnya, saya membayangkan akan sulit. Ternyata tidak," papar dia yang merupakan imigran asal UEA. Hajjaj mengatakan teman-teman kantornya begitu menghormati Muslim yang tengah berpuasa.

Lain halnya dengan Fraz Ahmed, teknisi otomotif. Menurutnya, menjadi teknisi identik dengan panas dan keringat. "Ketika anda berkeringan, anda kehilangan energi," kata dia.

Bagi Muslim Kanada, bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk meningkatkan keimanan mereka. Karena itu, tantangan yang dihadapi selama Ramadhan merupakan wujud konsekuensi menjadi seorang Muslim.

"Ini masalah pengorbanan. Ada kalangan yang jauh lebih menderita ketimbang kita," kata Raphael.

Muslim Kanada juga menyadari bulan Ramadhan memberikan mereka kesempatan untuk menghargai seluruh nikmat yang diberikan Allah SWT. "Ramadhan membuat saya menghargai apa yang saya miliki. Anda ingat, diberbagai belahan dunia, mereka tidak memiliki hal yang sama seperti saya," kata Hajjaj.

Suhair Abu Khaled, Petani di Ontario, mengatakan ada alasan dibalik perintah Allah pada bulan Ramadhan. Tuhan ingin mengajarkan kesabaran umat Islam, pengendalian diri, dan meningkatkan kualitas spiritual. "Hasil akhir dari pendidikan bulan Ramadhan, umat Islam kian dekat kepada Allah SWT," katanya.