Sultan Imbau Hormati Perbedaan Puasa

Red: M Irwan Ariefyanto

Kamis 19 Jul 2012 13:48 WIB

 Pekerja membersihkan lantai sebagai persiapan menjelang bulan suci Ramadhan di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/7). (Aditya Pradana Putra/Republika) Pekerja membersihkan lantai sebagai persiapan menjelang bulan suci Ramadhan di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/7). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga di daerah ini untuk menghormati dan menghargai perbedaan dalam penetapan awal bulan Ramadhan 1433 Hijriah. "Mau mengikuti pemerintah boleh, mau tidak juga boleh," kata Sultan usai menghadiri upacara peringatan Hari Jadi Bantul ke-181 di Lapangan Dwi Windu Trirenggo, Bantul, DIY, Kamis.

Menurut Sultan, perbedaan dalam menentukan waktu puasa itu sah saja dan harus dihormati, karena hal itu juga berdasarkan keputusan dan keyakinan masing-masing dan sudah menjadi keputusan bersama.

"Misalnya di daerah Jawa Timur sudah ada yang melaksanakan puasa hari ini, jadi dihormati saja. Kalau saya mengikuti tanggal 20 Juli, karena dalam tanggalan kraton juga tanggal 20 Juli," katanya.

Sultan mengatakan, penentuan waktu puasa di Indonesia memang sering berbeda, namun hal itu hendaknya tidak jadi masalah, asalkan yang menjalankan bisa saling menghormati satu sama lain.

Sementara itu, Bupati Bantul Sri Suryawidati mengatakan sesuai Surat Edaran Nomor 451/2710 tentang seruan menyambut bulan suci Ramadhan 1433 Hijriah, pegawai negeri sipil (PNS) di daerah ini diimbau meningkatkan keimanan dan ketakwaan. "Kami juga berharap PNS tetap memenuhi ketentuan yang ada baik menyangkut jam kerja maupun toleransi umat beragama. Bagi PNS yang muslim dapat menunaikan ibadah puasa sesuai tuntutan syariah," katanya.