Pintu Masuk Selabintana Macet Hingga Tiga Kilometer

Red: Karta Raharja Ucu

Senin 20 Aug 2012 16:53 WIB

Selabintana Selabintana

REPUBLIKA.CO.ID, UKABUMI -- Arus lalu lintas dari arah Sukabumi menuju objek wisata alam pegunungan Selabintana, Jawa Barat, dilanda kemacetan pada H+2 lebaran. Mobil terpantau mengular dari dan ke lokasi wisata tersebut.

"Di hari kedua lebaran ini antrean kendaraan yang menuju lokasi wisata sudah panjang, seperti menuju objek wisata Selabintana, yang sejak pagi antrean kendaraan khususnya roda empat sudah terjadi sejak pagi hari," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadie, Senin (20/8).

Menurut Riyadie, antrean tersebut disebabkan banyaknya kendaraan yang masuk dibandingkan dengan yang keluar, sehingga ditambah lahan parkir di lokasi wisata yang terbatas. Keterbatasan lahan parkir menyebabkan kendaraan yang akan masuk harus menunggu kendaraan yang akan keluar.

Objek wisata Selabintana selalu menjadi favorit karena selain keindahan alam pegunungannya. Apalagi tiket masuk ke objek wisata tersebut cukup murah. Wisatawan yang datang ke Selabintana mayoritas dari luar Sukabumi, seperti dari Jakarta dan kota-kota terdekat.

Selain itu, kepadatan jalan raya juga disebabkan banyaknya kendaraan wisatawan yang menuju objek wisata Pondok Halimun yang satu searah dengan Selabintana. "Untuk mengantisipasi kemacetan dan antrean panjang kami sudah berkoordinasi dengan pengelola objek wisata, karena tidak hanya satu tempat wisata di Selabintana, sehingga para pengelola harus mengatur parkir setiap kendaraan agar tidak tersendat," kata Riyadie.

Salah seorang wisatawan asal Jakarta, Hengki Effendi mengatakan dirinya harus mengantre sampai satu jam untuk bisa masuk ke lokasi wisata Selabintana. Selain itu, untuk parkir saja sudah susah sehingga harus menunggu petugas parkir mengatur kendaraan yang tengah terparkir.

"Asalnya saya berencana dengan keluarga ke Palabuhanratu, khawatir macet saya mengalihkan lokasi liburan ke Selabintana dan ternyata sama saja, untuk menuju Salabintana juga sangat sulit antrean kendaraan sudah panjang, mau putar arah jalannya sempit. Sehingga mau tidak mau harus menunggu," papar Hengki.